Bisnis.com, JAKARTA – Tren diet atau mengatur pola makan saat ini semakin beragam. Salah satu yang kini paling banyak orang lakukan adalah melewatkan sarapan karena puasa intermiten atau intermittent fasting.
Padahal, pada generasi sebelumnya sarapan dianggap sebagai momen makan paling penting dalam sehari. Tapi, berkat maraknya puasa intermiten, banyak orang dengan segaja melewatkan sarapan karena belum masuk jendela jam makan.
Dilansir The Guardian, Ahli Gizi Diet di King's College London, Emily Leeming, mengatakan bahwa puasa intermiten memang bisa bermanfaat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan serta meningkatkan kesehatan metabolisme, sehingga bisa membantu menurunkan berat badan.
Namun, nampaknya orang zaman dulu ada benarnya, bahwa sarapan menjadi momen makan terpenting dalam sehari adalah fakta.
Leeming berpendapat bahwa ketika menyangkut klaim bahwa melewatkan sarapan dapat menyebabkan penurunan berat badan, terdapat penelitian yang saling bertentangan dengan implikasinya pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
"Meskipun waktu makan yang lebih pendek berhubungan dengan penurunan indeks massa tubuh [Body Mass Index/BMI], hal itu paling efektif ketika dilakukan bertepatan dengan waktu pagi hingga siang hari, dengan makan lebih awal dan berhenti lebih awal untuk menyesuaikan fungsi sistem pencernaan kita, yang melambat di malam hari," katanya, dikutip Selasa (7/1/2025).
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa mengurangi asupan kalori dengan puasa tidak berarti sehat, apalagi jika melewatkan sarapan.
Berdasarkan sejumlah penelitian, menyebutkan bahwa mereka yang berpuasa di pagi hari dan melewatkan sarapan cenderung memperoleh lebih sedikit serat dan mineral serta vitamin penting dalam makanan mereka.
Mereka yang melewatkan sarapan juga cenderung lebih banyak ingin mencari dan memakan camilan, terutama di malam hari.
Selain itu, melewatkan sarapan juga disebut berkorelasi dengan kemungkinan depresi dan stres yang lebih besar.
Lantas, bagaimana dengan orang-orang yang mengaku lebih berenergi saat melewatkan sarapan?
Leeming mengatakan, kebiasaan setiap orang memang berbeda-beda, sehingga bisa jadi ada pengecualian.
Namun, kebanyakan orang mungkin hanya mengabaikan sinyal lapar mereka, dengan minum kopi di pagi hari. Nyatanya, mereka akan tetap merasa kurang berenergi, dan rasa ingin makan lebih banyak pada sore hari.
Leeming menyarankan agar alih-alih menghindari sarapan, cobalah memulai hari dengan memakan sesuatu yang tinggi serat dan protein.
"Makanlah secara perlahan dan penuh perhatian. Ini bisa mengurangi keinginan makan dan menghindari penurunan energi secara drastis di sore hari," jelasnya.