Ilustrasi gondongan/kemenkes
Health

Kenali Gejala Gondongan, Bisa Sebabkan Komplikasi Kecacatan hingga Kemandulan

Mutiara Nabila
Selasa, 11 Maret 2025 - 08:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Menjelang lebaran, banyak orang yang merencanakan akan pergi mudik atau bersilaturahmi, bertemu dengan banyak orang baik teman maupun saudara. 

Namun, penting untuk tetap waspada akan penularan penyakit. Salah satunya yang kerap terjadi setelah libur lebaran adalah gondongan. 

Dokter Spesialis Anak Kurniawan Satria Denta mengatakan bahwa dalam periode libur lebaran, kasus penyakit gondongan kerap melonjak. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus bernama Paramyxovirus. 

Penyakit ini bisa jadi tidak menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa kasus ada gejala yang biasa dialami antara lain:

1. Demam

2. Sakit Kepala

3. Nyeri otot

4. Kelelahan

5. Kehilangan selera makan

"Orang yang terinfeksi gondongan umumnya membutuhkan waktu 2-4 minggu untuk menunjukkan gejala. Adapun, sebelum adanya gejala, virus bahkan ini sudah bisa menular ke orang lain melalui droplet," jelas Denta dalam Diskusi Media di Jakarta, Senin (10/3/2025). 

Selain itu, ada pula beberapa gejala khas dari gondongan, antara lain bengkak di daerah dagu. Denta menjelaskan, hal ini karena virus tersebut menginfeksi kelenjar ludah yang membuatnya membengkak. 

Faktor Risiko Gondongan

Penyakit gondongan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Adapun, Denta menegaskan bahwa orang dewasa lebih berisiko karena gejala yang dialami bisa lebih parah.

Selain itu, orang-orang yang sering bertemu dengan orang lain seperti petugas kesehatan, dan juga orang yang sering bepergian ke daerah yang masih banyak kasus gondongan juga menjadi faktor risiko. 

Komplikasi Gondongan

Selain melakukan pencegahan, penanganan cepat juga harus dilakukan apabila seseorang terinfeksi gondongan. Pasalnya, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang dampaknya seumur hidup. 

Denta menyebutkan, penyakit gondongan bisa menyebabkan komplikasi seperti meningitis, tuli, peradangan otak (ensefalitis), dan peradangan testis pada laki-laki serta peradangan ovarium atau payudara pada perempuan. 

"Apabila tidak ditangani sampai terjadi peradangan di testis, bisa menyebabkan kemandulan karena akan mengganggu kualitas sperma. Selain itu, jika sampai tuli juga akan bersifat permanen karena "kabel" yang menghubungkan gendang telinga dengan otak menjadi rusak," ungkapnya. 

Pencegahan Gondongan

Untuk mencegah terjadinya penyakit gondongan, dokter Denta menegaskan pentingnya melakukan vaksinasi MMR, untuk mencegah gondongan (mumps), cacar air, dan rubela. 

Vaksinasi pada anak bisa dimulai pada usia 9 bulan, dan kemudian diberi booster pada usia 15 dan 16 bulan. Kemudian booster juga bisa diberikan kembali saat anak berusia 5-6 tahun. 

Sementara itu, untuk dewasa bisa diberikan mulai dari usia 19 tahun, terutama bagi yang belum pernah mendapatkan vaksin saat masih anak-anak. Vaksin MMR dewasa diberikan sebanyak 2 dosis dengan jeda 28 hari.    

Adapun vaksinasi bisa memberikan efektivitasnya sekitar 95%. Apabila sudah divaksin, kemungkinan terkena penyakit campak, gondogan, dan cacar air bisa turun sampai 95%

"Vaksinasi penting tapi juga tidak cukup. Tetap harus melakukan pencegahan yang lain, seperti rajin mencuci tangan, social distancing, pakai masker jika perlu, dan perilaku hidup bersih dan sehat," jelasnya.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro