Bisnis.com, JAKARTA — Setelah tren kopi, seperti kopi susu gula aren yang sudah menjadi menu pasti di berbagai kafe di Indonesia, kini trennya mulai bergeser ke matcha.
Selain rasanya yang lebih lembut, matcha juga cocok diminum kapan saja. Tak hanya rasa, cara pembuatannya yang unik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat matcha.
Namun, baik kopi atau matcha, banyak orang mengonsumsi minuman ini untuk menambah energi di pagi hari.
Di sisi lain, ternyata minuman ini menawarkan lebih dari sekadar kafein, tapi juga memberikan manfaat kesehatan yang memengaruhi jantung, otak, pencernaan, dan berat badan.
Kopi dan matcha memiliki perbedaan dalam hal rasa, tekstur, kafein, kandungan antioksidan, dan keasaman. Namun, pilihan mana yang "lebih baik" tergantung pada preferensi dan apa yang Anda harapkan dari minuman tersebut.
Berapa Banyak Kafein dalam Kopi vs Matcha?
Dalam secangkir kopi rata-rata mengandung sekitar 95 mg kafein, meskipun kandungan kafein dapat bervariasi tergantung pada merek dan proses penyeduhan.
Sementara, kafein dalam sajian matcha (bubuk teh hijau) seberat 2 gram bervariasi dari sekitar 40 mg hingga 90 mg. Kandungan kafein bergantung pada faktor-faktor seperti jumlah bubuk, jenis daun, dan proses penyeduhan.
Kafein dalam kopi dan matcha juga dapat bekerja secara berbeda dalam tubuh Anda.
Penelitian menunjukkan bahwa 99% kafein dari minuman diserap dalam waktu 45 menit setelah dikonsumsi dan cenderung bekerja lebih cepat. Namun, matcha mengandung asam amino L-theanine, yang memiliki efek relaksasi yang dapat membantu memperlambat dan menyeimbangkan sifat stimulasi kafein.
Manfaat Sehat Kopi
Kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kopi menawarkan banyak manfaat kesehatan potensial, seperti:
1. Mengurangi risiko penyakit
Kopi mengandung antioksidan, senyawa yang membantu melindungi sel-sel Anda dari stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit. Beberapa antioksidan yang paling melimpah dalam kopi disebut polifenol dan asam klorogenat.
2. Bertindak sebagai stimulan alami
Kafein menghalangi aktivitas adenosin, zat kimia otak yang mendorong relaksasi dan rasa kantuk. Inilah sebabnya mengapa Anda mungkin menemukan bahwa kopi membantu Anda lebih fokus, meningkatkan kejernihan mental, dan dapat mengurangi waktu reaksi Anda.
3. Dapat bermanfaat bagi kesehatan otak
Minum kopi (dalam jumlah sedang) dapat memiliki efek perlindungan pada sel-sel otak. Dalam beberapa penelitian, konsumsi kopi telah dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dari penyakit neurodegeneratif (yang memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kerusakan progresif) seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
4. Dapat mengurangi risiko penyakit jantung
Penelitian menunjukkan bahwa kopi dapat membantu melindungi jantung karena kandungan antioksidannya dan efek positifnya pada fungsi pembuluh darah.
Manfaat-manfaat ini biasanya terlihat dengan konsumsi tiga hingga empat cangkir kopi secara konsisten setiap hari.
Kekurangan Kopi
Kopi menawarkan banyak manfaat, tetapi bukan berarti kopi merupakan minuman yang tepat untuk semua orang. Ada beberapa potensi kekurangan yang perlu dipertimbangkan:
1. Dapat menimbulkan kegelisahan atau kecemasan
Kafein dapat menstimulasi sistem saraf secara berlebihan dan menyebabkan kegelisahan atau kecemasan, terutama jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah banyak (lebih dari 400 mg atau sekitar 4 cangkir).
2. Dapat menyebabkan nyeri ulu hati
Beberapa orang mungkin sensitif terhadap keasamannya, yang dapat menyebabkan refluks asam lambung atau nyeri ulu hati yang tidak nyaman.
3. Dapat mengiritasi lambung
Kafein menstimulasi sistem pencernaan, yang dapat mengiritasi jika Anda tidak terbiasa.
4. Dapat memengaruhi tidur
Waktu kerja kafein adalah sekitar tiga hingga tujuh jam pada orang dewasa, yang berarti bahwa jika Anda minum kopi di sore hari, kafein yang masih ada dalam tubuh Anda dapat membuat Anda lebih sulit tertidur.
5. Dapat menyebabkan gejala kecanduan
Orang yang rutin minum kopi dapat menjadi ketergantungan pada kopi untuk bertahan sepanjang hari, yang dapat menyebabkan gejala putus zat alias kecanduan sementara (seperti sakit kepala) jika tidak meminumnya.