Bisnis.com, JAKARTA — Dengan penuh haru, pengusaha sekaligus pionir pendiri Java Jazz Festival, Peter F. Gontha membuka konferensi pers Java Jazz Festival untuk tahun ke-20.
Peter mengenang 20 tahun lalu, seberapa besar upaya yang dilakukan saat baru ingin memulai memperkenalkan dan mewujudkan Java Jazz Festival.
"Hari ini adalah hari yang sangat emosional dan membahagiakan bagi saya secara pribadi dan seluruh keluarga Java Jazz. 20 tahun yang lalu, ketika kami pertama kali perkenalkan Java Jazz, banyak yang mengira ini hanya mimpi, bahkan mungkin terlalu besar untuk diwujudkan," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Namun, dengan potensi Indonesia yang memiliki talenta besar, Peter percaya diri untuk membawa sebuah festival musik jazz kelas dunia yang membanggakan.
"Sejak itu, yang luar biasa adalah kami tidak pernah berjalan sendiri. Kami ditemani oleh para sponsor yang percaya, bahkan di saat banyak orang yang meragukan. Kami juga ditemani oleh mitra dan teman-teman media yang terus bekerja dalam diam dan sejak hari pertama tak pernah lelah menulis, dan menyebarluaskan semangat Java Jazz ke seluruh penjuru negeri dan dunia," ungkapnya.
Untuk merayakan momentum 20 tahun Java Jazz Festival ini, Peter juga meluncurkan sebuah buku yang berjudul "The Making of Java Jazz: 20 Tahun".
"Buku ini menjadi sebuah catatan perjalanan, sebuah refleksi panjang, dan lebih dari itu sebuah ungkapan terima kasih. Buku ini berisi kenangan, momen-momen yang tak terlupakan, dan kisah-kisah di balik Java Jazz Festival yang selama ini hanya kami rasakan sendiri," imbuh Peter.
Sebagai simbolis, Peter menyerahkan buku tersebut kepasa BNI sebagai perwakilan sponsor yang sudah mendukung sejak awal dan kepada media yang sudah membantu publikasi sejak 20 tahun lalu, membantu membentuk persepsi publik melalui tulisan, tayangan, dan segala bentuk peliputan.
"Kalian bukan sekedar peliput, kalian adalah bagian dari denyut nadi Java Jazz itu sendiri. Saya percaya kekuatan media bukan hanya pada kata-kata, tetapi pada kemampuannya menjaga harapan untuk tetap hidup," tambahnua.
Peter berharap Java Jazz Festival juga masih akan terus berdiri, dan bahwa musik akan selalu menyatukan, menuju 20 tahun berikutnya dan seterusnya.