Bisnis.com, JAKARTA — Tidur adalah kunci bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, ketika pernapasan terganggu, tidur pulas bisa menjadi hal yang sulit digapai.
Bagi sebagian orang, masalah ini hanya bersifat sementara, misalnya akibat pilek yang menyumbat hidung. Namun bagi yang lain, kesulitan bernapas bisa muncul karena sulit menemukan posisi tidur yang nyaman, sehingga kualitas tidur pun terganggu setiap malam.
Dilansir dari Cleveland Clinic, Rabu, (11/06/2025) Nancy Foldvary-Schaefer, DO, MS, dokter spesialis gangguan tidur. Dia bahwa dibutuhkan proses percobaan untuk menemukan posisi tidur yang paling cocok bagi setiap orang, namun ada beberapa cara yang terbukti efektif membantu banyak orang bernapas lebih lega di malam hari.
Simak posisi tidur yang dapat membantu mengatasi kesulitan bernapas:
1. Tidur Menyamping
Tidur menyamping adalah salah satu posisi tidur yang paling nyaman dan efektif bagi banyak orang, baik yang memiliki masalah pernapasan maupun tidak.
Dr. Foldvary-Schaefer menjelaskan, “Tidur menyamping membantu tulang belakang menjaga posisi netral, sehingga dapat mengurangi tekanan pada punggung dan leher.”
Untuk posisi yang lebih ideal, letakkan bantal di antara lutut agar tekanan dari berat kaki atas bisa berkurang. Posisi tidur menyamping sangat bermanfaat terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pernapasan atau kondisi seperti deviasi septum yang menyebabkan hidung tersumbat kronis.
2. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
Dr. Foldvary-Schaefer menjelaskan, “Banyak orang dengan penyakit jantung atau paru-paru kronis merasa paling nyaman saat kepala mereka ditinggikan saat tidur.”
Hal ini karena kondisi tersebut bisa menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru. Saat Anda tidur dengan posisi datar, cairan tersebut bisa naik ke leher atau terkumpul dan memberikan tekanan tambahan pada paru-paru, sehingga membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Ada beberapa cara untuk mendongakkan tubuh dengan nyaman saat tidur, misalnya:
- Menggunakan beberapa bantal (atau handuk yang digulung) di bawah kepala dan leher
- Tidur di kursi bersandar
- Menggunakan tempat tidur yang dapat diatur posisi sandarannya
| Baca Juga : Simak 7 Cara Mengatasi Kecemasan Pada Gen Z |
|---|
3. Tidur Tengkurap
Dilansir dari SleepFoundation, penelitian mengenai pengaruh tidur tengkurap terhadap pernapasan menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa studi menyatakan bahwa tidur tengkurap dapat mengurangi jeda napas dan meningkatkan kadar oksigen pada penderita obstructive sleep apnea (OSA).
Namun, ada juga bukti yang menunjukkan bahwa beralih dari tidur menyamping ke tidur tengkurap justru dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit bagi sebagian orang dengan OSA.
Apa penyebab kesulitan bernapas saat tidur
- Obstructive Sleep Apnea (OSA): Penderita OSA mengalami jeda napas saat tidur dan mungkin terbangun dengan rasa sesak napas.
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) : PPOK memengaruhi paru-paru dan saluran napas sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. Penderita PPOK sering mengalami batuk, terengah-engah, atau sesak napas, yang dapat mengganggu kualitas tidur.
- Gangguan kecemasan (Anxiety) : Kecemasan bisa menyebabkan sesak napas saat mengalami serangan panik atau kekhawatiran. Gejala ini dapat muncul kapan saja, termasuk saat tidur.
- Masalah pada sinus atau saluran hidung: Hidung tersumbat akibat alergi, rhinitis, atau kondisi lain yang memengaruhi saluran hidung bisa membuat pernapasan menjadi sulit, terutama saat berbaring.
Jika kondisi sudah terlalu parah disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila kesulitan bernapas saat tidur menyebabkan gejala insomnia, seperti sering terbangun di malam hari atau rasa kantuk berlebihan di siang hari. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut atau studi tidur guna mengetahui penyebab masalah pernapasan Anda. (Muhamad Ichsan Febrian)
