Bisnis.com, JAKARTA - Dalam kondisi koma, seseorang tidak dapat dibangunkan, tidak merespons suara, sentuhan, rangsangan lain, dan tidak memiliki siklus tidur dalam waktu normal. Hal ini membuat aktivitas otak menjadi menurun, dan fungsi tubuh berfungsi secara otomatis.
Dilansir dari dari Times of India dan Medical News Today, Senin (21/7/2025), Koma merupakan kondisi seseorang yang kehilangan kesadaran total dalam jangka waktu lama. Dalam dunia medis, kondisi atau penyakit yang dialami oleh pasien, tentunya memiliki sebab akibat hingga proses penyembuhan.
Saat melakukan penanganan pada pasien koma, para tenaga medis akan memeriksa hasil tes laboratorium ataupun riwayat kesehatan yang dimiliki oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses diagnosa dan penanganan secara tepat.
Simak cara menangani pasien yang koma:
1. Cedera otak traumatis
Cedera otak traumatis merupakan salah satu penyebab koma yang terjadi akibat benturan keras pada kepala, hingga menyebabkan pendarahan atau pembengkakan pada otak. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas atau cedera akibat olahraga yang dilakukan secara ekstrem.
2. Stroke
Stroke merupakan kondisi seseorang dengan penyumbatan (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik) yang memutus aliran oksigen ke otak. Ketika aliran darah terganggu, otak akan kehilangan pasokan oksigen dan nutrisi. Hal ini menyebabkan sel-sel otak mati dan berdampak langsung pada kemampuan untuk menjaga kesadaran.
3. Diabetes
Kadar gula darah terlalu rendah hingga terlalu tinggi, mampu mengganggu fungsi otak dan menyebabkan koma. Pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang terlalu rendah mampu membuat otak kekurangan energi. Sebaliknya, kadar gula darah yang sangat tinggi berdampak pada ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi otak, sehingga memicu terjadinya koma.
4. Infeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf seperti meningitis atau ensefalitis menjadi pemicu peradangan pada otak. Peradangan ini mampu meningkatkan tekanan dalam rongga kepala, dan mengganggu fungsi saraf penting, termasuk pusat kesadaran. Akibatnya, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran secara progresif hingga berisiko menyebabkan kerusakan otak secara permanen.
5. Kekurangan oksigen
Kekurangan oksigen dapat terjadi saat seseorang mengalami henti napas akibat serangan jantung, tenggelam, maupun kelelahan. Kondisi tersebut membuat otak hanya mampu bertahan beberapa menit tanpa oksigen.
Sementara itu, kehilangan oksigen selama beberapa menit, mampu membuat jaringan otak rusak dan fungsi neurologis terganggu, sehingga menyebabkan terjadinya koma.
6. Keracunan/overdosis obat-obatan terlarang
Konsumsi obat-obatan terlarang seperti narkotika, alkohol, dan lainnya mampu menekan sistem saraf pusat. Kondisi tersebut mampu menurunkan kesadaran secara drastis hingga memicu terjadinya koma. Alkohol dan obat-obatan terlarang tidak hanya merusak saraf pusat saja, tetapi juga memicu kerusakan organ tubuh lainnya yang memicu komplikasi dalam jangka panjang.
Secara umum, pasien yang mengalami koma akan mengalami gejala seperti:
- Tidak bangun dari tidur hingga tidak mampu berinteraksi secara normal
- Perubahan pada ukuran dan respons pupil mata
- Gerakan tubuh spontan atau refleks yang sangat terbatas
- Napas yang tidak teratur
- Tidak ada reaksi terhadap nyeri atau suara keras di sekitar
- Kehilangan kontrol fungsi tubuh