Bisnis.com, JAKARTA— Tingkat konsumsi protein masyarakat Indonesia masih rendah karena cenderung mengonsumsi makanan berkarbohidrat dan berlemak tinggi.
“Jika tubuh mendapatkan terlalu sedikit protein, orang bisa menderita kelelahan, kelemahan, atau kehilangan otot. Metabolisme akan melambat, sistem kekebalan tubuh melemah, dan bisa berisiko berat badan bertambah,” kata Hendri Priadi, nutrisionist dari Synergy Worldwide Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Dia menuturkan protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari kombinasi asam-asam amino, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
“Protein menyumbang sekitar 20% dari berat tubuh manusia, yang diperlukan untuk pembuatan sel, jaringan, antibodi, hormon, enzim dan menjaga keseimbangan cairan tubuh,” ujarnya saat memperkenalkan produk kesehatan Maximum Protein Synergy.
Hendry mengatakan jaringan otot sangat memerlukan protein dalam pembentukan dan pemulihannya. Begitu pula dengan antibodi yang menjaga tubuh dari serangan penyakit. “Tanpa protein yang tepat dan cukup, manusia tidak akan bertahan hidup,” lanjutnya.
Sementara itu, dokter Roy Indrasoemantri, konsultan produk makanan kesehatan, menambahkan minuman yang mengandung whey protein, conjugate linolenic acid (CLA), kalsium kaseinat, dan buah garcinia, bisa membantu seseorang dalam melakukan diet dan sekaligus mengencangkan otot.
Roy menjelaskan whey protein merupakan protein dengan nilai biologis tertinggi, yang berasal dari kombinasi whey protein isolate dan konsentrat.
“Ini merupakan protein favorit bagi para atlet, yang ingin meningkatkan performa atau massa ototnya, karena sangat cepat digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan otot. Termasuk memulihkan otot segera setelah latihan."
Dia mengatakan sebuah studi menyebutkan bahwa asam linoleat terkonjugasi (CLA), merupakan asam lemak alami yang dapat mengurangi massa lemak tubuh dan pada saat yang sama meningkatkan pembentukan massa otot. “CLA juga memberikan rasa kenyang,” kata Roy.
Ekstrak buah Garcinia, katanya, bisa digunakan untuk membantu mencegah pembentukan lemak di jaringan lemak dan hati. Hydroxycitric acid (HCA) ditemukan secara alami pada garcinia (buah manggis), dapat mencegah proses perubahan karbohidrat menjadi lemak ketika terjadi kelebihan kalori dalam makanan.
Hal tersebut, tambahnya, membantu mencegah penyimpanan lemak di dalam tubuh. HCA juga dapat menekan nafsu makan dengan cara meningkatkan kadar serotonin yang mempengaruhi suasana hati, gejala stres dan depresi.
“Itu akan menekan keinginan makan berlebih yang sering terjadi pada saat seseorang terkena stres. Selain itu HCA meningkatkan pembakaran lemak,” tutur , alumni FK Unika Atmadjaya.
Manfaat yang sama, tambahnya, juga terdapat pada kalsium kaseinat yang membantu mengatur penyimpanan dan pemecahan sel-sel lemak, dan menekan nafsu makan melalui stimulasi cholecystokinin dalam usus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
