Ilustrasi/mirror.co.uk
Health

Ini Berbagai Mitos Seputar Diabetes

Duwi Setiya Ariyanti
Minggu, 3 Mei 2015 - 08:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Penyakit diabetes yang disebut sebagai the silent killer masih disertai berbagai mitos.

Aktris Dinda Kanya Dewi yang bercerita tentang pengalaman mendiang ibunya mengonsumsi hewan sejenis serangga untuk menurunkan kadar gula dalam darahnya. Ibunya, tutur Dinda, memasukkan serangga yang berjalan mundur ke dalam kapsul dan menelannya hidup-hidup saat obat dianggap tak bekerja sesuai harapan.

"Dulu itu Ibu saya pernah makan undur-undur, binatang kecil yang jalannya mundur. Di rumah saya tiba-tiba ada pasir sebaskom terus ibu saya ngambil undur-undur, dimasukin ke kapsul terus dimakan," ujarnya dalam acara peluncuran buku Diabetes and Me di Toko Buku Kinokuniya, Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Dokter sekaligus diabetesi Mohamad Firas mengatakan hal itu belum terbukti secara ilmiah. Dia menilai memang banyak mitos yang berkembang seputar diabetes ini dan belum diketahui. Bila jenis tumbuhan, katanya, seperti brotowali itu memang teruji klinis membantu mengurangi kadar gula darah. Kendati demikian, takarannya tetap harus diperhatikan.

"Saya belum pernah dengar kalau ada penelitian yang menyebut undur-undur bisa menurunkan gula darah. Kalau brotowali memang iya bisa mengurangi tapi tetap harus tahu dosisnya," katanya.

Lebih lanjut, mitos lainnya adalah diabetes bisa disembuhkan. Diabetesi, ujar Firas, hanya bisa mengontrol kadar gula darahnya berada di titik normal. Adapun, kadar gula darah normal yaitu kurang atau sama dengan 200. Sedangkan, kadar gula darah saat puasa kurang atau sama dengan 100.

"Sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkan diabetes. Kalaupun ada penemunya pasti dia sudah terkenal dan diabetesi enggak sebanyak sekarang," katanya.

Mitos lainnya yang masih berkembang dari sisi jenis makanan yang dikonsumsi yaitu diabetesi dilarang mengonsumsi gula dan dilarang mengonsumsi sayuran berserat. Dari segi waktu makan, diabetesi dilarang memakan camilan dan makan hanya tiga kali sehari. Sementara, dari sisi faktor risikonya keturunan diabetesi rawan terkena diabetes dan diabetes diturunkan secara menyilang dari ibu ke anak lelaki dan dari ayah ke anak perempuannya.

Faktanya, faktor terbesar yang mempengaruhi risiko diabetes adalah gaya hidup dan aktivitas. Sehingga, diabetesi diperbolehkan mengonsumsi apapun termasuk gula dan sayuran tinggi serat asalkan sesuai porsinya. Sedangkan, makan dalam sehari biasanya justru lebih banyak yaitu tiga kali makan utama dan dua sampai tiga kali makan selingan.

Terakhir, faktor risiko dari keturunan berpengaruh saat yang diturunkan adalah mewarisi pola konsumsi yang salah.

"Diabetesi boleh makan apa saja tapi tetap harus perhatikan porsinya dari sisi glisemik index-nya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro