BISNIS.COM, JAKARTA—Konsep pakaian ready to wear diprediksi menjadi tren di masa depan. Hal ini dikarenakan ekspektasi masyarakat akan pelayanan yang serba cepat.
Pendiri PT Musa Atelier Musa Widyatmodjo mengatakan kesibukan orang di masa depan menjadikan mereka tidak lagi mempunyai banyak waktu untuk melakukan fitting baju. Dia menilai hal ini didorong juga dengan pertambahan masyarakat kelas menengah di Indonesia.
“Bila saat ini fitting baju bisa dilakukan empat sampai lima kali, nantinya sudah harus selesai cukup dengan sekali atau dua kali saja,” kata Musa di sela-sela kegiatan Indonesia Fashion Week 2013 di Jakarta, Sabtu (16/2/2013).
Dia menambahkan hal ini adalah konsekuensi dari pergeseran pelayanan yang diminta oleh masyarakat. Pangsa pasar untuk pakaian ready to wear ini sangat besar. Namun, pesanan secara personal masih tetap akan ada, meski jumlahnya berkurang.
Musa menuturkan pemesan bisa menjadi sesuatu hal yang menyenangkan, tetapi merepotkan. Bila pemesanan dilakukan secara personal akan menyita banyak waktu bagi desainer untuk mengembangkan bisnis. Desainer harus mau mendengarkan setiap permintaan dari pemesan.
“Maka konsep ready to wear ini bisa menjadi pilihan lain bagi desainer. Dengan catatan, mereka membuat baju yang dibutuhkan orang, tidak sekadar untuk dijual. Jadi potensi untuk laku bisa besar,” pungkasnya.
