BISNIS.COM, JAKARTA - World Health Organization (WHO) memperikarakan pada 2015-2020 angka harapan hidup orang Indonesia akan mencapai 70 tahun atau lebih.
Pada usia tersebut berbagai penyakit akan mudah ditemukan termasuk salah satunya Parkinson dengan dimensi gejala klinis yang sangat luas sehingga memengaruhi kualitas hidup penyandang maupun keluarga.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dr. Diatri Nari Lestari mengatakan Parkinson merupakan penyakit unik yang meliputi gejala dan tanda bervariasi antara satu penyandang dengan penyanda lain.
"Waktu mulai pemberian obat dan jenis sediaan yang dipakai sangat tergantung dari usia penyandang, jenis gejala yang menonjol, jenis pekerjaan, ekspektasi penyandang terhadap penyakit dan hasil pengobatan maupun finansial penyandang," katanya saat jumpa pers Hari Parkinson Sedunia di Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Dia menambahkan semua komponen tersebut bersifat sangat individual sehingga pengobatan akan sangat berbeda antara satu penyandang dengan penyandang lain.
Menurutnya, bahkan menurut hak asasi penyandang Parkinson, setiap penyandang berhak ikut menentukan strategi pengobatan yang dipakai.
"Berbagai sediaan obat terdapat di pasaran untuk mengatasi penyakit ini, meskipun obat utama tetaplah golongan levodopa. Untuk itu, perlu seni khusus dalam penatalaksanaan Parkinson," ujarnya.
Fashion
HARI PARKINSON SEDUNIA: Butuh Seni Khusus Atasi Penyakit Ini
Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Fajar Sidik