BISNIS.COM, JAKARTA – “Saya keberatan bila disebut ikon kuliner, tapi saya tidak keberatan bila yang menyebut itu adalah Bango,” kata Bondan Winarno, penggiat kuliner.
Di konferensi pers Festival Jajanan Bango 2013, pemilik kedai kopi tiam Oey itu merunut sejarah di balik sebutannay sebagai icon kuliner nusantara. Pada 2003 Bondan membidani Komunitas Jalansutra, komunitas yang peduli akan boga dan budaya. Salah satu sponsor komunitas ini adalah kecap Bango.
“Slogan kami adalah melestarikan wisata kuliner Indonesia,” ucap Bondan.
Unilever yang sudah mengakuisisi usaha Bango meminta Bondan membuat satu program. Tercetuslah ide membuat program bersifat multimedia. Namun, karena dana yang dibutuhkan terlalu besar, dirampingkanlah itu akses program hanya lewat televisi. Tayanglah program televisi bernama Bango Cita Rasa Nusantara.
“Bango Cita Rasa Nusantara dan Festival Bango memang untuk melestarikan kuliner pusaka. Itu acara kuliner icip-icip, sukses, dicontek sama televisi lain,” kata Bondan.
Beberapa warung makan yang dikunjungi tayangan itu lantas diberi piagam Bango. Usaha kecil itu lantas jadi terkenal dan didatangi masyarakat. Tak hanya nama program yang melejit, nama Bondan Winarno sebagai icon kuliner pun membukit.
(faa)
