BISNIS.COM, JAKARTA -- Dewan Perfilman Korea menawarkan insentif lokasi bagi produser film Indonesia yang melakukan pengambilan gambar di Negeri Ginseng.
"Terlebih lagi, jika produksi film tersebut berbentuk kerja sama antara Indonesia dan Korea, bukan hanya insentif, tetapi setengah dari biaya produksi akan ditanggung oleh Pemerintah Korea," kata Direktur Pusat Kebudayaan Korea Kim Seok-gi, Senin (17/6).
Insentif lokasi yang ditawarkan oleh Dewan Perfilman Korea (KOFIC) berupa potongan biaya hingga 30% untuk pengambilan gambar selama lebih dari 10 hari dalam proses audio visual termasuk perlengkapan dan jasa di Korea, sebesar 2,6 miliar Won atau sekitar US$2,6 juta.
Kim menjelaskan besaran insentif tersebut akan ditetapkan sejak melalui proses pendaftaran di negara masing-masing peserta dan di Indonesia akan dilakukan oleh KCC.
Persyaratan lain untuk mendapatkan insentif ini adalah syuting lebih dari tiga hari di Korea, menghabiskan biaya produksi tak kurang dari 100 juta Won dan memenuhi kriteria KOFIC dalam hal peningkatan potensi pariwisata dan jumlah penonton, partisipasi industri film Korea dan pihak asing di dalam proses produksi.
Menurut Kim, program ini bertujuan untuk menarik investor asing untuk mengambil lokasi syuting di Korea, mengeksplor pariwisata Korea, memperluas jaringan perfilman Korea, dan membawa film Korea ke pasar internasional.
Oleh karena itu, KCC akan mengadakan seminar perfilman di Jakarta pada 26 Juni 2013 untuk lebih menarik minat industri film Indonesia berpartisipasi dalam program tersebut.
Pihak KOFIC dan sejumlah pelaku industri film Korea akan berbicara dalam seminar itu sekaligus mempromosikan insentif KOFIC yang khusus bagi Indonesia akan ditawarkan dalam bentuk kerja sama.
"Bentuk kerja sama ini bertujuan untuk menarik industri film Indonesia berpartisipasi dalam program KOFIC karena selain insentifnya lebih besar, juga akan didukung oleh Pemerintah Korea," kata dia.
Kim menambahkan selama ini, belum ada bentuk kerja sama pembuatan film antara Indonesia dan Korea yang secara resmi ditangani oleh KOFIC sehingga film yang telah beredar dan disebut sebagai "kerja sama" antara kedua negara lebih berupa hubungan bisnis.
Berdasarkan catatan KOFIC, Korea baru menghasilkan kerja sama pembuatan film utamanya dengan China, Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, antara lain "Urban Games" (China), "Beyond the Border" (AS), "Hakuji no Hito" (Jepang), dan "Daisy" (Belanda).
"Oleh karena itu, dalam mempromosikan program KOFIC ini, kami juga akan mendukung jika ada industri film Korea yang tertarik untuk mengambil gambar di Indonesia," kata Kim. (Antara)