BISNIS.COM, JAKARTA -- Masalah anak bertubuh pendek (stunting) masih menjadi perhatian dunia, termasuk di Indonesia yang saat ini terdapat 3 dari 10 anak mengalami tubuh pendek.
"Ini masalah yang cukup penting. Sekitar 35% anak lahir dengan tubuh pendek. Ini akan mengganggu anak di masa depannya. Sebab, tinggi badan menjadi salah satu persyaratan untuk bekerja di beberapa perusahaan," kata Minarto, Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan, dalam talk show Kampanye Gerakan Nasional Sadar Gizi yang diadakan oleh Glaxo Smith Kline di Jakarta, Kamis (20/6/2013).
Menurut Minarto, masalah gizi dan tubuh pendek ini bisa diatasi. Caranya sejak hamil, si ibu sudah memperhatikan asupan nutrisi yang optimal dan seimbang.
"Anak sebaiknya memperoleh asupan nutrisi yang lengkap pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Yaitu dari sejak janin dalam kandungan sampai dia berusia 2 tahun," ungkapnya.
Menurut Minarto, asupan nutrisi lengkap pada masa tersebut, merupakan tahun terpenting untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Masalahnya belum semua kaum ibu dan masyarakat memahami masalah itu.
Untuk membantu mengedukasi masyarakat tentang asupan nutrisi lengkap dan seimbang ini, Scott's Emulsion-Glaxo Smith Kline (GSK), mengadakan Kampanye Dari Usia 1 Bersama Schott's, sebagai dukungannya atas Gerakan Nasional Sadar Gizi dari Kemenkes.
Melalui kampanye itu, kata Dokter Maria Melisa, Head of Medical Marketing GSK, Scott's mendukung edukasi pentingnya kecukupan gizi anak di periode emas usia 0-2 tahun, untuk meningkatkan status gizi anak Indonesia.
"Dukungan ini tekah dikukuhkan bersama dalam penandatanganan MoU pada Maret 2013 oleh Kemenkes dan GSK," ujarnya.
Dia menambahkan kegiatan kampanye yang dilakukan antara lain pelatihan kader gizi di Puskesmas Jabodetabek, pemasangan poster dan spanduk edukasi di 3.000 Puskesmas di Jawa dan Sumatera, dan penyuluhan kepada ibu dengan anak di bawah dua tahun (baduta) di Jabodetabek.
Dokter Klara Yuliarti, dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, menambahkan priode. Sejak konsepsi sampai usia 2 tahun, merupakan window of opportunity (kesempatan emas), untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Malnutrisi pada periode usia ini akan mengakibatkan dampak jangka panjang gangguan pertumbuhan dan penurunan kognitif yang ireversibel," ujar Klara. (Foto:maryamzand.blogspot.com)
Fashion
ANAK BERTUBUH PENDEK: Jangan Khawatir, Cegah dengan Resep Ini
Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Bambang Supriyanto