Bisnis.com, BUTON, Sultra - Selain terkenal dengan aspalnya, Kabupaten Buton juga memiliki Hutan Konservasi Lambusango seluas 27 hektare yang masih sangat padat dan menjadi salah satu paru-paru dunia.
Hutan tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ratusan spesies serta tumbuhan endemik khas Buton, Sulawesi. Beberapa spesies yang cukup dikenal ialah Anoa, Kus-Kus, dan Tarassus,
Hal tersebut menarik minat para peneliti yang dibawa oleh LSM untuk melakukan penelitian di dalam hutan dengan membawa sekitar 300 hingga 500 peneliti asing setiap 3 bulan sekali dalam setahun.
Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun mengatakan selain melakukan penelitian, rupanya para peneliti dan LSM tersebut juga melakukan wisata petualangan.
Hal tersebut dilakukan tanpa seijin pemerintah kabupaten, sebab izin yang mereka dapatkan hanya untuk penelitian.
"Selama ini mereka lepas dari kami, apa kegiatan di hutan, setelah dipantau di dalam banyak wisata petualang dengan menjadikan pohon sebagai tempat latihan dan memanjat," ujarnya, Rabu malam (21/8).
Seharusnya, jika ingin mengembangkan dan melakukan wisata petualang di dalam hutan, para pelaku LSM tersebut harus meminta izin dari pemerintah setempat sehingga yang dilakukan dapat tetap terpantau.
Selain itu juga dapat mendatangkan royalti bagi pemerintah daerah setempat.
"Kami sudah sentak-sentak mereka, seharusanya jangan main nyelonong saja, karena di sini ada pemerintah," tuturnya.
Sebetulnya, pemkab sangat mendorong setiap wisata yang pantas untuk diangkat sehingga dapat mendorong perkembangan daerah. Namun, dia juga meminta agar para peneliti maupun wisatawan dapat menjaga kelestarian
alam dan spesies yang ada di sana.
"Semua wisata yang pantas untuk diangkat akan didorong, kami juga akan membangun pelebaran jalan sebesar 9 meter sehingga memudahkan akses," ujarnya.
Travel
Adventure Tourism: Hutan Konservasi Lambusango Buton Digandrungi LSM
Penulis : Dewi Andriani
Editor : Bambang Supriyanto