Bisnis.com, JAKARTA - Yasraf Amir Piliang, pemikir sosial dan kebudayaan, menilai masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak berpikir secara rasional.
Menurut Yasraf, budaya konsumerisme masyarakat Indonesia masih banyak terjadi. Dia menyontohkan, meski krisis tahun 1998 bergejolak, hal tersebut tidak menyurutkan aktifitas orang untuk berbelanja.
"Bahkan sampai saat ini, budaya konsumerisme orang Indonesia sangat tinggi. Tak sedikit dari mereka lebih mementingkan kebutuhan sekunder," paparnya kepada Bisnis.
Contoh lain, paparnya, baru-baru ini konser musik band cadas papan atas, Metallica disambut histeris oleh puluhan ribu orang di gelora Bung Karno. “Kita bisa lihat, meski tiket mahal, tetapi orang masih banyak yang rela berdesak-desakan menonton,” ujarnya.
Menurutnya, cara berpikir masyarakat Indonesia tersebut dikalahkan oleh rasa emosi yang ada dalam diri mereka. Pengaruh perilaku konsumerisme, lanjutnya melekat dan bisa mengunci rasa sosial serta sense of crisis.
“Ini yang menjadi masalah, apabila sudah menjadi kultur seperti itu, maka kita tidak mudah untuk mengubahnya secara instan. Mesti ada perubahan struktural melalui pendidikan atau event-event tertentu tentang mengubah perilaku dan karakter bangsa,” ungkapnya.