Bisnis.com, JAKARTA--Rajakamar.com merupakan situs online booking hotel di Indonesia yang telah bekerjasama dengan 30.000 properti di Indonesia.
Afril Wibisono, Marketing, Digital & Communication Division Head Raja Kamar International Group mengatakan per September 2013 pihaknya akan merambah properti hotel di seluruh Asia.
“Saat ini kami baru bisa melayani booking hotel di Singapura, Kuala Lumpur, Johor Baru Bangkok, Pattaya, dan Hongkong, tetapi jumlah ini akan terus bertambah,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Sejak didirikan 2007, pemesanan kamar hotel hanya dilayani pada outlet-outlet Rajakamar di kota-kota besar di Indonesia.
Namun mulai 2012, konsep pemesanan lewat online dengan laman rajakamar.com disambut meriah oleh pelanggan yang tak perlu repot mendatangi outlet. Pembayaran pun bisa dengan mudah melalui transfer.
Trafik pemesanan lewat website mengalami laju pertumbuhan yang sangat signifikan. Terhitung dari juli 2012 hingga juli 2013, angka pertumbuhan pemesan meningkat 30%.
Hal ini disebabkan rajakamar.com selalu melakukan inovasi produk seperti menciptakan fitur booking melalui BBM atau android.
Selain itu, peningkatan kulaitas pelayanan yang sebanding dengan kisaran harga, mulai dari yang paling murah untuk hotel kelas backpacker seharga Rp100.000 hingga program vila eksekutif seharga Rp7 juta per malam.
“Untuk tetapan harga hotel, kami bermain business to business, jadi harga yang kami patok lebih murah dibandingkan dengan harga publish hotel, kami bermain di volume bukan di margin,” ujarnya.
Perbedaan harga sewa hotel permalam yang ditetapkan rajakamar.com juga lebih murah 7% atau Rp20.0000 dibandingkan dengan harga publish hotel.
Hal ini disebabkan sistem pemesanan rajakamar.com dalam partai besar yang mendapat harga lebih murah dari harga normalnya.
Pada low season, pemesanan kamar hotel melalui rajakamar.com mampu menembus 700 hingga 1000 room nett. Pada peak season saat liburan, pemesanan mengalami penaikan 20 sampai 30%.
Selama ini, rajakamar.com tidak menerapkan sistem penginapan di homestay atau guest house. Menurut Afril, pihaknya hanya fokus di hotel saja karena homestay dan guest house belum bisa dipegang kredibilitasnya.
Secara sistem bisnis belum bisa dipakai sebagai prasarana tur. Homestay atau guest house masih dipandang sebagai properti yang belum official dan well-managed. (ra)
