Show

Festival Wayang Internasional, Wahana Baru untuk Populer dan Gaul

Ema Sukarelawanto
Senin, 23 September 2013 - 19:03
Bagikan

Bisnis.com, UBUD - Festival Wayang Internasional ingin memopulerkan kembali wayang yang kini terpinggirkan melalui medium baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. 

Festival Wayang Internasional yang digelar di Rumah Topeng dan Wayang Ubud 22-27 September diikuti pakar dan pelaku seni pewayangan dari 10 negara yakni Jepang, Iran, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, Amerika Serikat, Belanda, Republik Ceko, dan Indonesia.      

Komisaris PT Bank Central Asia (BCA) Cyrillus Haribowo mengatakan wayang perlu dikemas sesuai dengan kekinian agar lebih gampang diterima masyarakat masa kini terutama generasi muda.   

“Dahulu wayang dikenal sebagai media setrategis untuk pendidikan budi perkerti, ini bagian dari pembentukan karakter bangsa, sarat pesan moral, dan bisa tampil jenaka,” ujarnya, Senin (23/9/2013).   

Cyrillus mengatakan BCA mendukung berbagai upaya mengemas wayang yang lebih gaul misalnya dibuat komik, animasi, digitalisasi, dan dokumenter seperti yang dilakukan bank ini bersama sebuah stasiun televisi.
    
Bahkan secara spontan Cyrillus yang hadir bersama Sekretaris Perusahaan BCA

Inge Setiawati akan membantu mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang kesulitan perangkat digital untuk membuat animasi wayang.
    
“Dukungan kami terhadap perkembangan budaya Indonesia khususnya wayang akan terus kami lakukan. Ini merupakan bagian dari kegiatan sosial Bakti BCA dalam bidang budaya,” ujarnya.

Pakar wayang dari Malaysia Prof. Dato' Dr Ghulam-Sharwar Yousof mengusulkan Rumah Topeng dan Wayang dijadikan pusat riset internasional tentang wayang antarbangsa untuk lebih memopulerkan wayang yang kian kurang peminat.
    
Dia menilai perlunya pengkajian khazanah wayang secara mendalam untuk memetik pengetahuan yang mampu membentuk karakter manusia yang lebih kreatif dan bermartabat.    

“Filipina berhasil menciptakan wayang baru meskipun tidak memiliki akar wayang dalam tradisi dan budaya masyarakatnya. Wayang bisa dikembangkan untuk tujuan lainnyang lebih luas,” kata Guru Besar Universitas Islam Internasional Malaysia itu.

    


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro