Fashion

Ini 3 Ciri Eksibisionis

Deliana Pradhita Sari
Rabu, 6 November 2013 - 15:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Laman jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan Path menjadi ajang orang memamerkan apa yang menjadi kebanggannya, tak terkecuali salah satu anggota tubuhnya.

Salah seorang teman di Path bernama Rina Asmara (bukan nama sesungguhnya), entah akunnya dibajak atau dengan sadar, dia sering mengunggah foto yang bertelanjang dada. Banyak teman, terlebih lelaki, merespon dengan sangat antusias dengan memberikan komentar emoticon senang (:)) atau cinta (:*).

Namun, banyak juga yang risih dengan beredarnya foto tersebut dan akhirnya, menghapus akun Rina Asmara dari daftar teman di Path.

Lalu apakah yang dilakukan Rina dengan mengunggah foto vulgar tersebut dapat dikategorikan sebagai eksibisionis atau orang yang gemar mempertontonkan bagian vitalnya?

Menurut Tri Hadi, Psikolog Klinis dari Rumah Hati mengatakan eksibisionisme adalah suatu kelainan seksual yang termasuk dalam kategori Paraphilia, yaitu objek pemenuhan kebutuhan seksual yang tidak lazim dan dianggap menyimpang.

Penderita eksibisionisme atau disebut eksibisionis mendapatkan rangsangan seksual ketika melihat reaksi korban saat terkejut, takut, menjerit, teriak, atau lari. Di situ dia membayangkan wajah korban dan mulai masturbasi sampai mencapai orgasme.

Menanggapi isu di atas, Tri mengungkapkan terdapat 3 kriteria untuk menentukan seseorang merupakan eksibisionis atau bukan.

Pertama, orang  memamerkan alat vitalnya di depan orang lain untuk mendapatkan rangsangan seksual.

Kedua, orang yang ditunjukkan alat vital tersebut atau bisa disebut korban, tidak bersedia untuk melihatnya, bahkan menghindar dan mencoba pergi.

Ketiga, adalah aktifitas menunjukan alat vital terhadap korban sudah merupakan bentuk interaksi seksual tanpa adanya hubungan badan.

“Jika salah satu dari 3 terpenuhi, maka ditemukannya perilaku eksibisionisme,” katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini.

Untuk kasus postingan di media sosial, tambahnya, harus dilihat apa motivasi orang tersebut mengunggah fotonya sendiri yang telanjang.

Apakah orang tersebut mendapat kepuasan seksual setelah mengunggahnya atau apakah orang yang melihat foto tersebut akan merasa takut atau malah justru senang.

“Tidak semua orang yang mengunggah foto tersebut dapat disebut eksibisionis. Hal itu hanya termasuk fenomena sosial yang disebut narsisme tahap parah,” ujarnya.

Jika perempuan yang sengaja menunjukan bagian tubuhnya demi untuk mendapatkan uang macam penari striptease, mereka juga tidak dikategorikan eksibisionis, karena motivasi sudah berbeda, tidak untuk mencapai kepuasan seksual.

Eksibisionis biasanya adalah pria. Perbandingan pria dan wanita pelaku seks menyimpang ini adalah 4:1. Hal ini dilihat dari banyaknya pelapor yang menjadi korban tindak eksibisionisme oleh para pria.

Gejala awal seseorang menderita kelainan seksual eksibisionisme dapat dideteksi pada pria atau wanita berusia 15 hingga 17 tahun. Namun kelainan ini akan semakin berkurang ketika penderita menginjak usia 40 tahun.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro