Bisnis.com, JAKARTA - Gita Adinda duduk santai bersama kedua rekannya di sofa Hard Rock Cafe (HRC) Jakarta. Sesekali dia menenggak red wine lalu menyulut rokok mild yang dihisapnya dalam-dalam. Padahal kebanyakan perempuan lain tengah histeris memelototi penampilan penyanyi solois Afgan Syahreza.
Memang, Kamis malam (5/12/13) merupakan kali pertama Gita berkunjung ke HRC Jakarta yang baru resmi dibuka berkonsep reborn itu. Sebelumnya, dia lebih sering berkunjung di HRC sewaktu berada di Ex Plaza Jakarta. “Sekarang bangunannya lebih moderen ya, gak kaya dulu yang nuansanya benar-benar nge-rock,” ujarnya.
Bukan tanpa alasan Gita memilih duduk daripada menyaksikan penampilan Afgan. Pada Grand Opening tersebut, dia mendapati suasana yang bukan lagi menunjukan identitas Hard Rock. Setidaknya, untuk acara pembukaan, dia berharap pihak HRC bisa menampilkan musisi dari grup rock papan atas. Terlebih, bintang tamu Boyce Avenue asal Florida Amerika malam itu bukanlah kelompok beraliran rock.
Hal senada juga disampaikan penggebuk drum kugiran Netral, Eno Gitara Ryanto alias Eno Netral. Dia menilai ada yang kurang menarik dari konsep baru HRC di Pacific Place Jakarta. Nuansa rock serasa hilang dengan pilihan musik yang ditampilkan pada prosesi pembukaan tersebut. "Saya juga gak ngerti, kok Grand Opening Hard Rock Café malah diisi bukan oleh grup musik rock," paparnya.
Hard Rock Cafe Jakarta di Pacific Place, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, merupakan gerai kedua di Indonesia setelah Bali. Kafe yang banyak orang bilang bernuansa cadas ini sebelumnya sempat berjaya selama 21 tahun di kawasan Sarinah Jakarta dan di Ex Plaza Jakarta.
Di tempat terbarunya ini, HRC tampil dengan desain moderen yang memiliki luas sekitar 657 meter persegi dengan daya tampung 100 indoor dan 48outdoor. Menu-menu yang disajikan juga menghadirkan kebaruan demi melayani pelanggan.
Dari sisi fasilitas dan layanan, gerai baru HRC Jakarta menampilkan bar istimewa berkonsep indoor dan outdoor. Dan, ciri khas yang tak pernah absen adalah area live entertainment untuk ajang unjuk gigi para bintang, serta gerai belanja aksesori, rock shop.
Fasilitas lain yang dihadirkan adalah maskot guitar giant di luar area dan memorabilia dari koleksi para musisi besar dunia yang menempel di dinding kafe. Para rock star, sebutan pelanggan HRC bisa menyaksikan langsung aksesori dari mulai foto hingga sejumlah alat musik musisi.
Pada Grand Opening HRC Jakarta malam itu juga ditandai dengan smashing guitar ceremony atau ritual penghancuran gitar oleh para petijabat HRC. Ritual ini merupakan sebuah tradisi sebagai simbol bahwa kehadiran HRC Jakarta telah siap menghibur dan melayani para rock star.
Penghancuran gitar tersebut diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman, perwakilan HRC International Matthew Putna, Duncan Craig, BOD MRA Group Indraguna Sutowo dan vokalis Boyce Avenue Alejandro Manzano.
Konsep HRC Jakarta di Pacific Place ini memang mendatangkan kebaruan dari segi menu dan penampilan live music. Namun, program I Like Mondaydan Hard Rock Rewind masih akan bertahan sebagai salah satu program unggulan HRC selama ini. Hanya saja, dari segi penampilan musik, HRC Jakarta saat ini lebih plural mendatangkan musisi dari berbagai aliran.
Paulus Panggabean, Head Division of F&B MRA Group yang menaungi HRC Jakarta mengatakan pangsa pasar utama adalah kalangan menengah ke atas. Namun, ungkap Paulus siapa pengunjungnya bisa dilihat dari lokasi di mana HRC berada.
Terkait aliran musik yang ditampilkan, dia menampik bahwa tidak ada dominasi aliran rock saja yang bisa main di panggung HRC Jakarta. Dalam setiap pekan pihaknya sengaja menampilkan beragam genre musik yang berbeda.
Bahkan dirinya optimistis kehadiran gerai terbaru HRC Jakarta akan semakin dilirik pasar. Hal itu, katanya, bisa dilihat dari antusiasime pengunjung yang datang dari beragam generasi. “Hard Rock itu kafe yang menampilkan makanan, servis, dan musik. Pasar di Jakarta ini mempunyai karakter tersendiri,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Sania si pelantun tembang Santai mengungkapkan konsep baru HRC Jakarta lebih baik dari sebelumnya. Beragam genre musik yang dihadirkan lebih luas dan bisa dinikmati berbagai kalangan.
“Hard Rock kan bukan berarti harus benar-benar nge-rock, tetapi jazz dan R&B juga perlu ditampilkan di sini. Justru yang saya harapkan di Hard Rock adalah sound system-nya yang harus lebih keren,” paparnya.