Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagai kawasan yang terdiri dari banyak gugusan kepulauan, pemerintah akan memperkuat pengembangan wisata yang berhubungan dengan bahari seperti diving, dan snorkeling. Termasuk wisata minat khusus kapal pesiar dan kapal layar di Kawasan Indonesia Timur.
“Indonesia Timur itu tidak hanya kaya akan keindahan bawah lautnya, tetapi juga unggul dari sisi kebudayaan dan taman-taman konservasi atau ekowisata. Wisata ini yang akan digenjot di kawasan tersebut,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu di sela seminar Membangun Konektivitas Pulau-Pulau di Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata, Rabu (26/3/2014).
Jenis wisata minat khusus tersebut, menurutnya, memang tidak diperuntukan bagi wisatawan yang berkunjung secara massal, namun lebih mementingkan dari sisi kualitas lama tinggal dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama berlibur. “Untuk Indonesia Timur ini jenis wisatanya tidak yang berupa mass tourism karena berupa wisata minat khusus.”
Adapun wisatawan yang potensial untuk berlibur ke kawasan tersebut antara lain dari berasal dari negara Eropa, Amerika, dan Jepang. Sementara untuk wisata cruise sebagian besar berasal dari Australia.
“Kalau untuk negara Asia, seperti China sudah terlihat tetapi belum terlalu signifikan. Tapi ini pasar potensial karena masyarakat kelas menengahnya mulai tumbuh, keinginan berliburnya pun sudah tinggi,” ujarnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani mengatakan bahwa wisata bahari ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia Timur dengan target market yang disasar berasal dari China.
“China ini pasar yang sangat penting karena jumlah kelas menengah mereka meningkat, yang berminat pun banyak anak muda sehingga mereka akan sangat tertarik dengan wisata bahari. Selain China, kami akan cover juga untuk negara Korea, dan Jepang,” ucapnya.