Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia. Hingga saat ini terjadi peningkatan terhadap angka morbiditas atau pun mortalitas asma.
Prevalensi asma di Indonesia berkisar antara 5% dan 9%, atau 5 juta hingga 7 juta orang. Dan sebanyak 2 juta penderita di antaranya memerlukan perawatam sakit, karena serangan asma akut yang berat.
"Hal itu mungkin disebabkan oleh diagnosa yang terlambat, serta penatalaksanaan yang tidak tepat," kata Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Rabu (7/5/14).
Secara klinis, katanya, dalam seminar memperingati Hari Tuberkulosis dan Asma 2014 yang diadakan RS Persahabatan Jakarta, asma sering tidak terdiagnosa secara cepat. Keterlambatan ini merupakan suatu hal yang sangat bermasalah dalam penanganan penderita.
Dia menjelaskan asma bronchial merupakan salah satu penyakit alergi, dan masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi dan angka rawat inap penyakit asma terus meningkat.
Menurut dia, di Indonesia asma belum ada data epidemilogi yang pasti, namun diperkirakan berkisar 3-8%. Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif, adalah dengan menghindari faktor-faktor pencetus asma, dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernapasan.
Dokter Erlina Burhan, Spesialis Penyakit Paru RS Persahabatan, menambahkan pengobatan asma secara cepat/jangka pendek, yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran pernapasan inhaler, dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma.
Pengobatan jangka panjang, lanjutnya, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya asma adalah dengan menggunakan obat-obatan, seperti streoid yang berfungsi untuk membuat saluran pernapasan terbuka.
Fashion
Asma Masih Jadi Ancaman Serius di Tanah Air
Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Sepudin Zuhri