Ilustrasi/Bisnis.com
Fashion

7 Desainer Indonesia Tampil di Bangkok Design Festival 2014

Ema Sukarelawanto
Senin, 12 Mei 2014 - 16:05
Bagikan

Bisnis.com, DENPASAR - Tujuh desainer dari Indonesia menampilkan sejumlah karya bertema 'Sustaindonesia' dalam ajang pameran Bangkok Design Festival 2014.

Kurator ‘Sustaindonesia’ Arief Ayip Budiman mengatakan keikutsertaan para perancang produk di ajang festival ini merupakan bagian dari kemitraan mandiri yang dilakukan Bali Creative Community, Pinasthika Creative Festival, Do Art Project dan Bali Export Development Organization (BEDO).

“Kemitraan ini sedang bergiat mendorong dan memfasilitasi kreativitas kalangan muda dan karya-karya desain ramah lingkungan menjadi kreasi berkelnjutan dalam sebuah program terintegrasi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (12/5/2014).

Kata dia Indonesia memiliki ‘modal’ kreativitas dari karakter identitas seni dan budayanya, termasuk memiliki warisan kearifan local tentang ‘keberlanjutan’ dalam tradisi budayanya.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana para kreator menjadikannya sebagai referensi dan memaknai dalam penciptaan karya desain yang bukan saja indah dan menarik tetapi memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan yang mampu memosisikan kreativitas Asia berkelanjutan,” tutur Ayip.

Pameran ‘Sustaindonesia’ dalam ajang Bangkok Design Festival 2014 bertempat di Siam Center berlangsung 9-15 Mei 2014. Festival tahunan yang digelar sejak 2009 ini merayakan karya dan talenta desainer lokal, internasional dan desainer Asia masa depan yang cemerlang.

Selain pameran juga digelar seminar, acara kreatif dan penganugerahan kreatif yang memosikan desainer Asia di kancah dunia.

Tujuh desainer Indonesia yang menghadirkan karya di Bangkok Design Festival 2014 adalah:

Ilhamia Nuantika (Bandung) dengan karya Palas Table Lamp, lampu meja yang terbuat dari materi bambu yang bentuknya adalah inspirasi ‘Ketupat Palas’.

Harry Mawardi (Bandung) menampilkan karya Alien Bamboo Stool dan Seri Bamboo Vases yang materi utamanya bambu, dan pada vase menggabungkannya dengan keramik.

Sukarman (Yogyakarta) membawa batik kontemporer Sidji Batik yang dalam implimentasinya berkoleanorasi bersama komunitas seniman batik dengan konsep satu batik untuk satu kain. Kolaborasi Sukarman ini juga berhasil mengembangkan komunitas batik dengan menggiatkan prinsip perdagangan berkeadilan (fair trade).

Komunitas Bambu Endo (Bandung), mengembangkan gitar bambu dengan mengeksplorasi gitar klasik dan akustik yang 90% bahan dasarnya adalah bambu dan memiliki bunyi yang berkarakter setelah melalui beberapa uji coba oleh seniman/musisi gitar Indonesia.

Aty Budiman (Bali) menyajikan Nafka Upcycling Casual Bag yang memadukan kulit organik dengan limbah vinyl billboard menjadi seri tas kasual yang unik.

Andhika Lukas (Jakarta) memamerkan seri busana Strojav atau ‘Street of Java’ yang merupakan busana urban dengan padu-padan kain tradisional Indonesia dan metoda atau teknik bordir dan sulam dalam tiap helai busananya.

Arsawan (Bali) memperkenalkan Tenun Patra, sebuah eksplorasi tenun tradisional dengan motif-motif baru yang terinspirasi dari pe-patra-an yang terdapat di dinding dan relief di bangunan tradisional Bali juga pada ukiran di pintu kuno. Arsawan juga berhasil menggairahkan kembali komunitas penenun tradisional untuk berkarya dan berpenghasilan yang layak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro