Teguh menyatakan instalasi yang dikerjakannya ini tidak lepas dari rasa keprihatiannya atas kerusakan terumbu karang di Tanah Air. /bisnis.com
Entertainment

TEGUH OSTENRIK Hidupkan Kembali Terumbu Karang Lombok

Andhina Wulandari
Minggu, 18 Mei 2014 - 20:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seniman senior Teguh Ostenrik kembali memamerkan karya instalasi bertema Taman Terumbu Karang (ARTificial Reef Park) di pantai Senggigi, Lombok, pada 23 Mei 2014. Proyek instalasi yang diibaratkan sebagai galeri seni bawah laut tersebut dibuat menggunakan bahan baja.

Dalam karya instalasinya kali ini, Teguh tidak hanya menciptakan instalasi setinggi 2 meter, tetapi juga menerapkan proses ilmiah revolusioner, yaitu mengubah mineral dalam air laut menjadi biorock.

Teknologi Biorock merupakan proses deposit elektro mineral yang berlangsung di dalam laut. Proses ini juga dikenal sebagai akresi mineral. Teknologi ini dikembangkan pada 1974 oleh ilmuwan kelautan Wolf H. Hilbertz. Pada 1988, ahli ekologi asal Jerman dan Amerika Serikat, Wolf H. Hilbertz dan Thomas J. Goreau meriset ulang teknologi biorock yang difokuskan pada perkembangbiakan, pemeliharaan, restorasi terumbu karang, dan struktur proteksi pesisir.

Instalasi yang dibuat Teguh ini nantinya akan dihubungkan dengan arus listrik bertegangan rendah yang dihasilkan dari panel surya mengambang. Dengan cara tersebut, mineral dalam air akan terbentuk dan menempel pada karya instalasi.

Ciri khas Teguh yang komprihensif saat mencipta dapat ditemukan dalam karya terbarunya. Selama ini, Teguh dikenal sebagai seniman yang tidak hanya puas pada tataran estetika, tetapi selalu memikirkan efek lain.

Terkait pengerjaan proyek ARTificial Reef Park, dia berkonsultasi dengan Ahli restorasi terumbu karang Gili Eco Trust Delphine Robbe. “Untuk plat besi saya buat lubang yang banyak.Maksudnya agar tidak terlalu menahan arus air dan ombak. Menurut Robbe, setiap getaran sekecil apapun akan menggangu pertumbuhan limestone dan terumbu karang,” tutur Teguh.

Seniman yang belum lama ini memamerkan instalasi berjudul Answering My Own Wave di kantor pos Fatahilah Jakarta, menyatakan banyak tantangan yang harus dihadapi saat membuat instalasi Taman Terumbu Karang.

“Jadi agak setengah mati karena banyak sekali daftar yang kira-kira gak boleh. [Jadi tidak hanya fokus] estetika [dalam karya instalasi], tetapi tetap memberi kesempatan pada terumbu karang dapat tumbuh,” ungkapnya.

Teguh menyatakan instalasi yang dikerjakannya ini tidak lepas dari rasa keprihatiannya atas kerusakan terumbu karang di Tanah Air. “Saya menyelam di terumbu karang ini selama bertahun-tahun. Namun, setelah beberapa tahun tinggal di Eropa, dan saya datang kembali, saya merasa sedih melihat terumbu karang itu sudah tak bernyawa. Proyek ini memungkinkan saya untuk merevitalisasinya melalui seni saya,” ujarnya.

Pemasangan instalasi yang dilakukan Teguh ini merupakan bagian dari proses restorasi terumbu karang yang dilakukan oleh Asosiasi Hotel Lombok, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Konsultan Gili Eco Trust Indonesia. Restorasi terumbu Biorock sudah banyak dilakukan di berbagai belahan dunia, mulai dari Kepulauan Karibia, Samudera Hindia, Panama, Papua Nugini, Thailand, hingga ke Indonesia. (Andhina Wulandari)

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (18/5/2014)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro