Bisnis.com, JAKARTA - Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan merupakan investasi gizi penting bagi pertumbuhan anak di masa depan.
Sayangnya masih banyak ditemui di beberapa fasilitas kesehatan, terjadi pemasaran produk pengganti ASI. Hal itu menyebabkan banyak kaum ibu menjadi tidak percaya diri, bahkan kesulitan untuk menyusui buah hatinya.
"Kondisi itu sangat merugikan ibu dan tumbuh kembang anak. Mengingat investasi gizi sangat penting bagi pembangunan bangsa Indonesia. Salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan dengan menyusui hingga 2 tahun," kata Doddy Izwardy, Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat (12/9).
Dia menuturkan investasi di bidang gizi ini ikut membantu memutus lingkaran kemiskinan di negeri ini. Selain itu juga bisa meningkatkan PDB negara sekitar 2-3% per tahun.
"Investasi satu dolar pada gizi, dapat menghasilkan kembalinya 30 dolar dalam peningkatan kesehatan, pendidikan, dan produktivitas enonomi," ujarnya.
Utami Roesli, Konsultan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia menambahkan seorang ibu harusnya memahami pemberian DHA dan AHA pada susu formula bayi, tidak akan menambah kepintaran seorang bayi.
"Kepada para ibu diimbau untuk tidak terpengaruh oleh sejumlah iklan produk susu formula yang ditayang di televisi, atau di media iklan lainnya," ujarnya.