mengakui kesuksesan yang dicapainya saat ini tidak dapat dilepaskan dari peran suaminya yang berprofesi sebagai pengusaha.  /Bisnis.com
Entertainment

NANUK SRI HUMIYARSIH, Sang Pelestari Kain Adati

Fatkhul Maskur
Minggu, 26 Oktober 2014 - 11:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dedikasi dan kecintaan seorang Nanuk Sri Humiyarsih Gastel terhadap kain adati Nusantara sudah tak dapat diragukan lagi. 

Ketua  Himpunan Wastraprema (HW)—organisasi yang mewadahi para pecinta tenun, batik dan kain adat/tradisional Indonesia—sangat telaten terlibat dalam proses pelestarian kain adat Indonesia, sebagai salah satu khazanah budaya bangsa.

Kecintaannya terhadap kain adati telah dipupuk sejak dini. Perempuan yang lahir di Surakarta, tumbuh dalam budaya Jawa yang sangat kuat mempertahankan tradisi. Salah satunya adalah menggunakan kain adat, terutama batik dalam setiap proses ritual kebudayaan.

Batik sangat lekat dalam kehidupan Nanuk karena orang tua Nanuk memiliki pembatik khusus keluarga yang seringkali menggarap pesanan kain di rumahnya. Kecintaannya terhadap kain adat diejawantahkan dengan kesetiannya menggunakannya sebagai busana sehari-hari.

Tidak hanya menggunakan busana berbahan kain Nusantara, tetapi juga menjadi kolektor kain batik. Dia mengaku mengkoleksi sejumlah kain adati kuno a.l. batik pekalongan Oey Soe Tjoen, dan batik karya Eliza Van Zuylen yang umurnya mencapai puluhan tahun dan tidak lagi diproduksi.

Pernikahannya dengan pria asal Italia, Luigi Carlo Gastel membuatnya harus tinggal di Milan dari 1974 hingga 1997. Meski jauh dari tanah kelahiran, tidak membuat kecintaannya kepada kain adat menjadi luntur.

Aktivitasnya sebagai ketua dari beragam organisasi pendatang di Milan membuatnya berinteraksi dengan banyak orang. Kesempatan itu dia gunakannya sebagai duta budaya dan acapkali memberikan buah tangan dan masakan khas Indonesia.

Respons yang didapatkan atas upaya sebagai duta budaya sangat positif. Tanggapan dari khalayak ini membuatnya melihat potensi besar untuk mengenalkan kekayaan budaya kain adati ke mancanegara.

“Saya ingin melestarikan warisan budaya bangsa, menyebarkannya ke generasi muda,” ujar perempuan yang aktif di berbagai  yayasan sosial ini.

Nama Nanuk semakin dikenal di mancanegara setelah pada 1988 menggelar pameran kain tradisi Nusantara di Tropenmuseum, Amsterdam Belanda. Setelah kembali ke Tanah Air, Nanuk sangat aktif berkegiatan di sejumlah yayasan sosial nonprofit.

Kecintaannya kepada kain adati mendapatkan wadahnya setelah dia bergabung dan masuk dalam jajaran pengurus Wastraprema pada 2001.

Selama ini HW dikenal sebagai organisasi yang peduli dengan kain adati Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 28 Juni 1976, karena keprihatinan alm. Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jakarta, mengenai kelestarian kain adat Nusantara.

Niat baik bang Ali—sebutan akrab mantan orang nomor satu di Ibu Kota ini—mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh a.l. Gustri Putri Mangkunegoro VII, Herawati Diah, dan Lasmidjah Hardi.

Nama Wastraprema dijadikan pilihan karena nama yang berasal dari bahasa Sansekerta ini terdiri dari suku kata yakni Wastra yang berarti kain, dan prema yang diartikan sebagai kekaguman. Jadi arti Wastraprema kurang lebihnya adalah kekaguman terhadap kain adati.

Sifat HW sebagai yayasan nonprofit membuat organisasi ini tidak dapat melakukan transaksi apapun terhadap kain adati. HW di bawah kepemimpinan Nanuk fokus pada proses edukasi dan sosialisasi kain adat, dan memediasi para perajin kain adati dengan konsumen atau pasar.

Beragam kegiatan digelar oleh HW, beberapa diantaranya adalah seminar, pameran, dan peragaan busana. Pendanaan untuk kegiatan tersebut didapatkan Nanuk bersama rekan-rekan dari iuran anggota dan bantuan dari para donatur dan sponsor.

Dia mengatakan meski upaya yang dilakukannya tidak dapat maksimal jika tidak mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang kurang proaktif membantu program pelestarian kain adati Nusantara.

Nanuk dan pengurus HW sudah seringkali menggandeng pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Ekonomi dan Pariwisata Kreatif untuk berkontribusi pada pameran di mancanegara. Namun, birokrasi yang berbelit membuatnya tidak lagi menggantungkan harapan pada pemerintah.

Berada di pucuk pimpinan HW, membuat Nanuk sangat sibuk membuat program yang menarik dan berkualitas. Sekarang ini, dia dan pengurus HW sedang sibuk mempersiapkan pameran kain adati Nusantara yang dijadwalkan berlangsung pada akhir Oktober di Milan, Italia.

Dengan bantuan dari Italian Trust Foundation, Nanuk mengemban misi untuk memperkenalkan kain Nusantara ke dunia internasional di Milan. Pameran di Italia ini merupakan pameran ke-3 yang digelar HW di luar negeri, setelah Spanyol, dan Amerika Serikat.

DUKUNGAN KELUARGA

Aktivitasnya yang segudang di berbagai yayasan sosial tidak membuat Nanuk melupakan fitrahnya sebagai istri dan ibu.

Keseimbangan antara organisasi dan keluarga dapat berjalan seiring sejalan. Sebulan sekali, Nanuk dan suaminya menyempatkan untuk menjenguk anak semata wayangnya yang sudah berkeluarga, dan menetap di Singapura.

Nanuk yang memiliki tiga cucu ini juga membatasi waktu berkegiatan di yayasan hanya sampai petang hari. Akhir pekan dia gunakan khusus untuk bercengkrama dengan suami. “Mimpi saya selanjutnya keluarga tetap harmonis, dan mampu menjaring anak-anak muda untuk ikut berkecimpung di pelestarian kain adati,” ujarnya.

Dia mengakui kesuksesan yang dicapainya saat ini tidak dapat dilepaskan dari peran suaminya yang berprofesi sebagai pengusaha.

Suaminya memberikan keleluasaan kepada Nanuk untuk menggunakan kediaman pribadi mereka sebagai tempat rapat rutin para pengurus Wastraprema. Tidak jarang dalam beragam kegiatan yang digelar HW, suaminya juga menjadi donatur. “Suami saya juga cinta Indonesia dan budayanya,” tuturnya.

Nanuk mengungkapkan kecintaan suaminya terhadap budaya Indonesia dapat dilihat dari kegemarannya menonton pertunjukan wayang orang Bharata di bilangan Senin, Jakarta.

Suami Nanuk yang juga fasih berbahasa Indonesia juga pernah menarikan tarian Indonesia dalam sebuah acara amal. (DEANDRA SYARIZKA & DIENA LESTARI)

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro