Bisnis.com, MADIUN --Kepastian tentang TKI yang diduga terinfeksi virus Ebola masih harus menunggu keterangan resmi pemerintah.
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur masih menunggu keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenskes) terkait status pasien "suspect" atau dicurigai ebola, Muk, 29, yang dirawat di rumah sakit setempat.
Direktur RSUD dr Soedono Madiun dr Sasongko Sp.A, Senin (3/11/2014), mengatakan pihaknya saat ini belum berani menyatakan status Muk yang dirawatnya, apakah negatif atau positif terjangkit ebola.
Meski telah ada pernyataan dari Kemenkes tentang status Muk yang dinyatakan negatif ebola, namun pihaknya memilih menunggu hasil laboratorium secara tertulis.
"Kami masih menunggu bukti secara tertulis dari Kemenkes yang menyatakan pasien negatif atau tidak. Sehingga kami belum dapat memberikan keterangan," ujar dr Sasongko, Sp.A, saat rilis kepada wartawan di rumah sakit setempat.
Ia menjelaskan, kondisi Muk saat ini semakin membaik. Meski demikian, tim medis masih melakukan karantina dan pemantauan terhadap perkembangan kondisi pasien.
Di sisi lain, jika pihak rumah sakit memulangkan pasien sebelum masa inkubasi 21 hari sampai 15 November mendatang, ditakutkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Terlebih, pasien selama ini juga didiagnosis positif malaria.
Status pasien Muk yang positif malaria tersebut yang menjadi fokus tim medis RSUD dr Soedono saat ini.
Dokter terus memantau dan memberikan asupan cairan yang cukup melalui infus untuk menghindari memburuknya kondisi pasien.
Ruang isolasi tempat Muk dirawat juga disterilkan. Penanganan sesuai SOP WHO juga masih dilakukan terhadap Muk. Demikian juga, pihak-pihak yang tidak berkepentingan dilarang untuk berada di sekitarnya.
Seperti diketahui, Muk warga Gemarang, Kabupaten Madiun, dicurigai terjangkit ebola setelah pulang dari Liberia, Afrika Barat.
TKI yang bekerja di perusahaan kayu tersebut mengalami demam tinggi dan gejala klinis 'suspect' ebola. Sebelumnya, pasien telah didiagnosis tim medis positif malaria.
Sementara, data Kemenkes mencatat, secara nasional hingga saat ini terdapat lima kasus suspect ebola. Yakni, dua kasus di Jakarta, satu kasus di Medan, satu kasus di Madiun, dan satu kasus di Kediri.
Dari hasil pemeriksaan medis dan setelah melalui masa inkubasi, tiga pasien asal Jakarta dan Medan dinyatakan negatif virus ebola. Adapun kepastian indikasi dua pasien lainnya yang sedang dirawat di RSUD dr Soedono Kota Madiun dan RSUD Pare, Kediri, Jawa Timur, masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Meski telah ada pernyataan dari Kemenkes tentang status keduanya yang dinyatakan negatif ebola, namun rumah sakit daerah di Madiun memilih menunggu hasil resmi dari pusat.