Ilustrasi/Bisnis.com
Health

Tingkat Kebahagiaan Anak-Anak di Korea Selatan Paling Rendah

Sepudin Zuhri
Selasa, 4 November 2014 - 17:15
Bagikan

Bisnis.com, SEOUL - Anak-anak di Korea Selatan dianggap memiliki tingkat kebahagiaan paling rendag di antara negara-negara berkembang menurut studi di antara negara-negara berkembang.

Korea Selatan berada di peringkat bawah di antara 30 negara dalam hal kepuasan anak-anak dalam kehidupan mereka, menurut kementerian kesehatan negara itu, diikuti oleh Rumania dan Polandia.

"Faktor yang paling relevan dengan kepuasan hidup anak-anak adalah stres akademik, diikuti oleh kekerasan di sekolah, kecanduan Internet, kelalaian dan kekerasan cyber," kata kementerian itu dari survei lebih dari 4.000 rumah tangga dengan anak-anak berusia di bawah 18 tahun.

Kepala Bank Dunia Jim Yong Kim, dirinya lahir di Korea Selatan, mengatakan sistem pendidikan menempatkan beban berat pada anak-anak, dengan fokus pada kompetisi dan jam belajar yang panjang.

Hasil survei Korea Selatan diukur terhadap orang-orang dari 27 anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pengelompokan 34 negara-ditambah Rumania, Latvia dan Lithuania.

Survei, yang pertama dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan, sekitar 600.000 siswa bersiap untuk ujian masuk perguruan tinggi tahunan, dengan tempat di sekolah bergengsi dan jalur untuk pekerjaan yang aman di sebuah perusahaan top.

Ketika tes ini diadakan pada November 2013, pasar saham negara itu baru akan dibuka satu jam kemudian, jam masuk kantor akan ditunda untuk memastikan siswa tidak terjebak kemacetan di jalan, dan bank sentral akan menunda pertemuan pembahasan suku bunga satu jam kemudian.

Orang tua asal Korea Selatan ini terkenal karena disiplin dalam mendidik anak-anak mereka. Kemudian setelah selesai belajar di sekolah, orang tua meminta anaknya ikut kursus.

Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim, yang lahir di Seoul dan pindah ke Amerika Serikat pada usia lima tahun, mengatakan bahwa sistem pendidikan Korea Selatan menuntut biaya yang berat.

"Siswa menahan beban psikologis yang cukup besar dari kompetisi dan jam belajar yang panjang," katanya saat berkunjung ke Seoul pada hari Selasa.

Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro