Batu akik/Antara
Travel

BATU AKIK KLAWING DARAH KRISTUS: Mau Cari? Di Sini Tempatnya (Purbalingga)

Sutan Eries Adlin
Rabu, 25 Februari 2015 - 23:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Batu akik yang berasal dari Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah, kini menjadi incaran para penggemar batu. Bahkan, kini sudah ada pasar khusus batu yang disebut juga Batu Darah Kristus di kompleks objek wisata Pancuran Ciblon, Bobotsari.

Batu akik Sungai Klawing yang dikenal dengan nama Nogo Sui dan Le Sang du Christ atau Batu Darah Kristus kini telah menjelma menjadi salah satu batu akik buruan kolektor dengan harga mencapai jutaan rupiah.

Bupati Purbalingga Sukento Rido Mahaendrianto mengharapkan Pasar Batu Akik Klawing di Bobotsari, menjadi embrio bagi terwujudnya sentra penjualan kerajinan Batu Darah Kristus di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

“Ini ide yang bagus, tetapi saya rasa ini hanya sebagai embrio terwujudnya sentra penjualan yang lebih besar. Nanti kami siapkan lokasi yang lebih luas, ber-AC, parkirnya nyaman, dan berisi kerajinan batu akik Klawing yang berkualitas super,” kata Bupati seusai meresmikan pasar Batu Darah Kristus di Bobotsari, Purbalingga, Kamis (1/1/2015).

SIMAK: Tips Cara Membedakan Batu Bacan

Bupati Purbalingga mengaku saat pengukuhan Paguyuban Batu Klawing Purbalingga pada bulan November 2014 sempat menyampaikan keinginannya agar Purbalingga menjadi sentra kerajinan batu akik Darah Kristus seperti yang ada di Martapura, Kalimantan Selatan.

Dengan adanya Pasar Batu Klawing, dia mengharapkan tempat itu bisa menjadi pusat penjualan kerajinan batu akik Darah Kristus bagi para perajin di wilayah utara Purbalingga.

Menurut dia, ke depan akan ada tiga embrio penjualan batu akik Klawing kualitas super yang akan berkembang, yakni di klaster-klaster penjualan batu Darah Kristus seperti Pancuran Ciblon dan dua tempat khusus lainnya.

“Di tempat ini tidak akan ada batu akik Klawing yang harganya murah. Mudah-mudahan saya bisa terus mengawal dan mewujudkan ini,” katanya seperti dikutip Antara.

Pemilik Pancuran Ciblon H. Barosad mengatakan bahwa pihaknya menyediakan tempat penjualan kerajinan batu akik Klawing yang berada di bagian depan objek wisata itu secara gratis.

BACA JUGA: Batu Akik Darah Kristus dari Purbalingga Moncer hingga Prancis

Menurut dia, Pasar Batu Klawing tersebut dimanfaatkan oleh 21 perajin batu Darah Kristus dari Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, dan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.

“Silakan tempatnya digunakan selama diinginkan. Nanti jika sudah benar-benar menjadi pasar batu akik Klawing, hasilnya sebagian dikumpulkan untuk operasional komunitas, terutama saat mengikuti pameran di luar daerah,” kata pengusaha asli Bobotsari yang sukses di Jakarta itu.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada APBD 2015 telah mengalokasikan dana sekitar Rp900 juta untuk membantu peralatan bagi perajin batu akik, kata Wakil Bupati Purbalingga Tasdi.

"Dengan diberikannya anggaran tersebut, Pemkab Purbalingga tidak hanya mengimbau saja tapi juga merealisasikan serta membantu mereka (perajin)," katanya di Purbalingga, Jumat (30/1/2015). 

Pemkab Purbalingga juga akan membuka jaringan di kota-kota besar, seperti Jakarta yang diharapkan dapat membantu memasarkan batu akik asal Purbalingga, khususnya yang berasal dari Sungai Klawing.

Menurut dia, tempat-tempat wisata yang ada di Purbalingga juga sudah disediakan kios-kios untuk memasarkan batu akik. Tasdi mengatakan Pemkab Purbalingga serius dalam pemberdayaan potensi batu akik di kabupaten itu.

"Oleh karena potensi bahan baku batu akik di Purbalingga sangat banyak melimpah, pemkab akan segera membuat regulasi dalam bentuk peraturan bupati ataupun peraturan daerah guna menghindari terjadinya eksploitasi besar-besaran," katanya.

Menurut dia, regulasi tersebut juga akan mengatur batu akik yang diizinkan untuk dijual adalah produk jadi seperti cincin dan liontin, bukan bahan bakunya.

Ia mengatakan regulasi tersebut penting sehingga akan segera direalisasikan untuk pengendalian bahan baku batu akik. "Secara riil, Pemkab Purbalingga juga akan ikut membantu dalam manajemen dengan membentuk peguyuban di tingkat kabupaten hingga desa sehingga batu akik diharapkan dapat menjadi produk unggulan Purbalingga yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan secara nasional membawa nama baik Purbalingga," katanya.

Tasdi mengatakan Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto juga telah mengeluarkan imbauan agar seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan pejabat di kabupaten itu beserta keluarganya untuk ikut memakai batu akik, khususnya yang berasal dari Purbalingga.

Menurut dia, hal itu sebagai wujud keberpihakan Pemkab Purbalingga terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya perajin batu akik.

Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Purbalingga Adi Purwanto mengatakan hingga saat ini jumlah perajin batu akik yang telah menjadi anggota peguyuban tercatat 114 orang.

"Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, masyarakat yang menekuni usaha batu akik semakin meningkat jumlahnya. Mereka yang semula hanya industri rumahan sudah mulai memasarkan sendiri produk-produk buatan mereka melalui kios-kios maupun memasang selebaran di tempat-tempat strategis seperti pasar dan tempat wisata," katanya. (Antara/Solopos.com) 

Sumber : Antara/Solopos.com/Bisnis.com
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro