Bisnis.com, JAKARTA--Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipungkiri berkembang sangat pesat. Teknologi tersebut tidak hanya terbatas pada alat komunikasi dan elektronik, tetapi merambah hingga alat kesehatan.Salah satunya adalah alat ultrasonografi (USG).
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik. Gelombang tersebut menggunakan frekuensi yang tinggi sehingga menghasilkan gambar. Pemeriksaan USG ini terbilang aman karena tidak menggunakan radiasi.Kepala Radiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dr. Budi Laraswati menjelaskan bahwa gelombang suara pada alat USG hanya dapat melewati benda padat dan cairan.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa alat USG dapat digunakan dari kepala hingga kaki. Padahal anggapan yang beredar di masyarakat, pemeriksaan USG identik dengan ibu hamil. Penggunaan USG memang lebih banyak digunakan untuk fetomaternal. Pemeriksaan ibu hamil secara rutin. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan oleh bidang kedokteran lainnya, tutur Dr. Laras yang ditemui, beberapa waktu lalu di Surabaya.
Salah satu bagian yang bisa diperiksan melalui USG selain ibu hamil adalah kepala. Tetapi, Dr. Laras menambahkan, pada kasus pemeriksaan kepala terbatas pada pemeriksaan bayi yang baru lahir hingga kira-kira berumur satu tahun.Melalui alat USG ini jaringan otak dan sekitarnya dapat terlihat. Sedangkan untuk tulang, USG hanya bisa memperlihatkan jaringan lunak dan otot saja. Selain kepala dan tulang, beberapa bidang kesehatan lainnya pun dapat menggunakan USG ini seperti mata, THT, penyakit dalam, bedah dan lainnya.
Perbedaan USG setiap pemeriksaan terdapat pada transducer atau probe. Bagian transducer ini merupakan bagian yang digerakkan di atas perut ibu hamil. Bentuk probe ini berbeda-beda tergantung bagian tubuh mana yang akan diperiksa. Misalnya transducer linear digunakan untuk organ superficial seperti kelenjar tiroid dan kelenjar payudara.Wakil Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dr. Bangun Trapsila Purwaka menjelaskan dengan majunya teknologi USG saat ini, deteksi dini untuk menekan angka kematian ibu hamil dapat ditingkatkan.
Hingga saat ini tingginya angka kematian ibu hamil disebabkan oleh preeklampsia, pendarahan dan kardiovaskular.Untuk kasus preeklampsia masih sulit dideteksi karena patogenisnya masih belum jelas. Tutur Dr. Bangun.USG screening untuk melihat preeklampsia, menurut Dr. Bangun cukup kompleks. Ibu hamil yang menunjukkan potensi terkena preeklampsia pun baru bisa dideteksi sekitar usia kandungan 26-28 minggu.
Jika sebelum itu, masih sulit didiagnosis karena pembuluh darah masih sejajar dengan rahim.Sedangkan untuk pendarahan, masih bisa dideteksi. Dengan pemeriksaan USG, bisa terlihat keadaan placenta. Jika posisi placenta tidak tepat, ketika rahim berkontraksi bisa menimbulkan pendarahan.Menurut Dr. Bangun hal ini memang tidak bisa dicegah. Namun, keadaan yang sudah terdeteksi sejak dini ini dapat membuat dokter yang bersangkutan lebih siaga dan sudah mempersiapkan langkah selanjutnya jika terjadi pendarahan.
Terakhir, kardiovaskular atau penyakit jantung. Dr. Bangun menjelaskan, kelainan yang cukup sulit dideteksi melalui USG salah satunya adalah jantung. Hal ini disebabkan oleh keadaan bayi ketika di dalam perut dan di luar berbeda. Selain ketiga penyakit tadi, beberapa keadaan bayi pun bisa terlihat melalui USG seperti hydrocephalus dan downsyndrom.