Bisnis.com, MANADO - Bagi orang di luar Sulawesi Utara obyek wisata laut Bunaken sudah sangat populer. Namun, bagi orang Sulut sendiri, Likupang justru menjadi destinasi wisata bahari favorit mereka.
Pasalnya, lokasi wisata bahari di Likupang bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 2 jam hingga 2,5 jam. Dengan demikian destinasi wisata bahari ini jauh lebih murah ketimbang Bunaken.
Likupang merupakan kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara memang terkenal dengan keindahan pasir putihnya dan warna laut yang biru kehijauan. Ada sejumlah objek wisata misalnya Pantai Pal, Pantai Pulisan dan Pantai Likupang. Semantara untuk pulau ada Pulau Lihaga dan Pulau Gangga yang sangat menakjubkan keindahan bawah lautnya.
Pantai Pal berada di Desa Marinsow, kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Pantai ini merupakan salah satu objek wisata terkenal di kalangan orang Manado. Saking terkenalnya, setiap akhir pekan pantai ini dikunjungi ratusan orang.
Padahal, kebanyakan pengunjung menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Alhasil, akses jalan menuju lokasi tersebut rusak sehingga lokasi wisata tersebut sempat tutup untuk perbaikan jalan.
Pada 4 Mei 2015, saya pun sempat menjajal ingin menikmati keindahan wisata ini. Sayangnya, seluruh pengunjung diarahkan ke Pantai Pulisan di Desa Pulisan, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara.
Akhirnya, saya pun menuju lokasi tersebut dengan jarak kurang lebih 3,8 kilometer dari Pantai Pal. Medan untuk ke lokasi tersebut cukup sulit, khususnya bagi Anda para biker. Pasalnya, jalanan yang beraspal hanya sebagian, sedangkan sebagian besar hanya batu yang tertata. Itu, pun tidak rapi. Alhasil menyulitkan motor saya yang tidak bertipe trail.
Sesampai di Desa Pulisan, Anda akan memasuki kondisi jalanan yang lebih rusak kembali. Jangan lupa siapkan kocek, Rp5.000 untuk sepeda motor, Rp15.000 untuk mobil dan Rp20.000 untuk bus.
Hari itu, saya bersama sejumlah kawan merupakan pasien pertama yang datang ke pantai Pulisan. Maklum, Pukul 07.30 WITA kami sudah berada di lokasi. Alhasil, masih tampaklah suasana asli pantai itu.
Ya, tumpukan sampah berserakan yang belum disapu. Salah seorang petugas yang tengah menyapu mengungkapkan tumpukan sampah ini imbas dari berlubernya pengunjung dari Pantai Pal. Untuk itu, dia berharap agar pengunjung bisa lebih tertib untuk membuang sampah di tempat sampah. Maklum, bila musim bertelur, pantai ini menjadi tempat singgah bagi para Penyu.
Namun, kekecewaan saya atas tumpukan itu, akhirnya membuat niat saya surut untuk menikmati pantai ini. Akhirnya, kami memutuskan untuk menyewa kapal nelayan agar bisa mengantar ke pantai Pal.
Anda musti pandai menawar. Nelayan setempat biasanya membuka harga Rp250.000 hingga Rp300.000 untuk perjalanan pulang pergi (PP). Namun, rombongan saya beruntung hanya dibanderol Rp125.000.
Perjalanan laut menggunakan perahu nelayan yang kecil kurang lebih 45 menit dengan mengitari Tanjung Pulisan. John, pemilik kapal itu mengungkapkan sebagian besar pantai di sekitaran Tanjung Pulisan sudah dimiliki sejumlah pengembang hotel, meski belum tampak adanya bangunan di area tersebut.
Mengitari Tanjung Pulisan Anda akan disuguhkan lansekap bukit hijau dengan beberapa titik pantai berpasir putih. Namun jangan heran bila Anda melihat sejumlah kapal penyelam bersandar.
John mengungkapkan selain wisata pantai, memang pantai di teluk ini biasa dijadikan spot untuk menyelam, khususnya oleh pelancong dari luar negeri. “Keindahannya ga kalah dengan Bunaken,” katanya.
Begitu berlabuh di Pantai Pal, saya pun takjub. Hamparan pasir putih luas dengan warna air laut biru kehijauan. Berhubung pantai ini tengah ditutup, maka serasa pantai pribadi (private beach) tepat di ujung Pulau Sulawesi menghadap Samudera Pasifik.
Sayangnya, begitu pantai dibuka kembali maka banjir pengunjung tak terelakkan sehingga partisipasi pengunjung untuk menjaga kebersihan perlu ditingkatkan. Selain itu, juga diperlukan upaya dari pemerintah daerah setempat khususnya untuk pembangunan infrastruktur pendukung menuju lokasi tersebut sehingga sektor pariwisata di Minahasa Utara bisa berkembang lebih baik.