Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis eCommerce diperkirakan akan stabil, bahkan cenderung meningkat, meski kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2015 tumbuh melambat.
"Benar memang perekonomian di Indonesia sedang melemah, namun dalam industri eCommerce sendiri cukup stabil bahkan cendrung naik," kata Agus Tjandra, CEO Lojai.com, Senin (25/5/2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pertumbuhan ekonomi selama Januari-Maret hanya 4,71 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan kinerja pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,14 persen.
Alasan Agus karena industri toko online tak memerlukan sewa gedung, yang terbilang mahal. Pengurangan biaya sewa ini secara signifikan bisa dialihfungsikan ke biaya promosi, dengan anggaran yang lebih ringan.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2012 memprediksi, pasar eCommerce di Indonesia akan tumbuh bergairah, mencapai US$12 miliar pada 2014 dan diproyeksikan mendekati angka US$18 miliar pada 2015.
Menurut Agus, faktor pendorong pencapaian itu antara lain:
1. Masyarakat mulai merasakan manfaat berbelanja online dengan harga yang jauh lebih menarik (hemat waktu, hemat ongkos perjalanan, tanpa perlu biaya parkir).
2. Penjual juga merasakan manfaatnya karena dengan modal yang relatif tidak besar (tanpa harus memiliki toko fisik) sudah bisa menjual produk secara online.
3. Dibandingkan lima tahun silam, jaringan internet di Indonesia kian membaik khususnya paket data mobile yang lebih murah sehingga menunjang perilaku belanja online konsumen.
4. Semakin banyak varian penawaran, baik dari segi produk maupun promosinya.
5. Edukasi dari pemain eCommerce semakin banyak. Bukan bukan hanya dari eCommerce itu sendiri namun juga dari sektor perbankan, dan juga perusahaan telekomunikasi.