Bisnis.com, JAKARTA- Perancang mode Oscar Lawalata melalui peragaan busana tunggalnya menampilkan sorotan cita rasa lain dari Asia, di Jakarta Fashion & Food Festival 2015.
Dalam peragaan busana bertajuk My Name Is Asia, ada 40 busana yang ditampilkan. Penampilannya terbagi menjadi tiga sequence.
Dalam sequence pertama, nuansa Pan Asia begitu terasa mulai dari busana hingga latar musik yang mengiringi. Pakaian berbahan dasar sutra berpadu dengan tenun dan detail bordir membuat tampilan elegan.
Kesan oriental juga terlihat dalam sentuhan warna mustard, pink, merah, ungu, hijau, biru muda hingga hitam ditampilkan dengan elegan. 20 busana tampak seolah-olah tanpa jahitan karena bahannya jatuh mengikuti bentuk tubuh.
Tak menggunakan banyak detail, leher dan pinggang menjadi poin perhatian dari peragaan busana ini. Kendati potongannya asimetris, dress dan blouse dengan celananya tak menimbulkan volume berlebih.
Sequence kedua, tampil dengan eksplorasi motif yang lebih banyak. Atasan dengan model blouse dan kebaya encim hingga dress yang menunjukkan motif hasil perkawinan sutra yang ditenun dan motif khas peranakan seperti bunga.
Sequence terakhir, menampilkan 10 busana dengan model atasan kerah sabrina, v neck, dan kerah tinggi menyerupai cheongsam.
Karya elegan yang dibuat dalam kurun waktu lima bulan itu, bukan berarti mengambil semua elemen tentang Asia, melainkan memposisikan Indonesia yang terpengaruh budaya China.
"Asianya lebih Indonesia berperan menangkap perspektif yang sama. Budaya oriental," ujarnya dalam konferensi pers Peragaan Busana My Name Is Asia di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta, Senin (25/5/2015).