Bisnis.com, MEDAN-- Kementerian Pariwisata memasang target kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dari pengembangan kawasan Geopark Kaldera Toba 8 miliar dolar AS, dan sumbangan devisa 1 miliar dolar AS pada 2019.
Hingga akhir tahun lalu, Danau Toba memberi kontribusi terhadap PDB 1,6 miliar dolar ASdan devisa 200 juta dolar AS. Kementerian Pariwisata ( Kemenpar) mencatat, pada 2014 kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan ini hanya 270.000, dan 11 juta kunjungan domestik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, melalui pengembangan kawasan yang agresif sejak tahun lalu bukan tak mungkin Toba mampu menarik 1 juta kunjungan wisman, dan 15 juta kunjungan domestik pada 2019.
"Jumlah kunjungan ke Sumut itu tidak sampai 2% dan kontribusinya terhadap PDB tidak sampai 5%. Masak Sumut hanya segitu? Pasti ada yang salah. Saya optimistis dengan terpilihnya Danau Toba sebagai ikon, seperti halnya Candi Borobudur untuk Yogyakarta, Solo dan Semarang, pariwisata Sumut akan sangat berkembang pada 2019," ucap Arief di sela-sela Seminar Nasional Pariwisata Pengelolaan Berkelanjutan Destinasi Pariwisata Alam, Kamis (27/8/2015).
Lebih lanjut, Arief menyebut, pengembangan geopark kaldera Toba juga telah melewati masa yang paling penting. Pasalnya, pada 11 Agustus 2015, tujuh pemkab di sekitar kawasan telah menandatangani kesepakatan untuk bersama membangun geopark ini.
Langkah Startegis
Kemenpar sendiri memiliki langkah strategis pendorong pengembangan Toba. Pertama, kawasan ini membutuhkan atraksi penarik perhatian wisatawan, seperti Festival Danau Toba, International Sport Tourism, dan Kaldera Toba.
Kedua, akses menuju Toba. Arief menyebutkan, akses menjadi unsur terpenting dalam pengembangan pariwisata. Saat ini pihaknya tengah mendorong percepatan penyelesaian tol Medan-Kualanamu-Perbarakan-Tebing Tinggi sepanjang 61,8 km yang ditarget rampung pada 2017.
Selain itu, juga perlu dilakukan peningkatan struktur jalan di Tarutung, hingga Siantar, serta percepatan pengusulan status jalan lingkar Danau Toba.
"Selain jalur darat, tentu udara dan air juga harus bagus. Kami sedang mempertimbangkan untuk merenovasi Bandara Silangit atau Sibisa. Landasan akan diperpanjang. Dermaga pelabuhan juga di Mogang, Meat, Simanindo, Tiga Raja dan Sibandang. Setelah akses dan atraksi oke, baru kami akan meningkatkanya menjadi kawasan pariwisata terpadu. Saya tidak mau tarik investor kalau keduanya belum beres," papar Arief.
Terkait dengan regulasi pendukung, dia memerinci akan merilis SK Menteri Pariwisata tentang Pengelolaan Kawasan Pariwisata Terpadu pada bulan depan.
Arief juga berjanji mendorong Presiden menelurkan keppres Pengelolaan Kawasan Pariwisata Terpadu Geopark pada akhir tahun ini.
"Kami juga menambahkan beberapa alokasi anggaran, yakni untuk Festival Danau Toba menjadi Rp2 miliar, dan International Sport Tourism Rp2 miliar. Selain itu, kami akan membantu membangun etalase Geopark Kaldera Toba Rp2 miliar, dan untuk tata kelolanya Rp1 miliar" tambah Arief.
Arief menekankan, Geopark Kaldera Toba nantinya harus dikelola oleh lembaga tertentu, bukan pemerintah daerah.
Sekretaris Daerah Pemprov Sumut, Hasban Ritonga, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu keputusan Unesco untuk memasukkan Danau Toba sebagai salah satu jaringan geopark internasional.