Bisnis.com, JAKARTA- Merasakan nyeri di bagian kepala manjadi masalah besar bagi beberapa orang. Terutama, bila rasa nyeri ini bisa menghambat kegiatan sehari-hari Anda.
Kendati demikian, mengonsumsi obat sakit kepala ternyata bisa berdampak buruk bagi tubuh salah satunya merusak organ ginjal.
Konsultan Neurologist, Rocksy Fransisca Vidiaty Situmeang, mengatakan nyeri menjadi cara tubuh memperingatkan kepada kita terhadap gangguan yang terjadi.
Hanya diri sendiri yang bisa mengukur apakah nyeri yang timbul memang harus dituntaskan dengan konsumsi obat pereda nyeri. Bila rasa sakit tak tertahankan, penggunaan obat anti nyeri memang diizinkan. Namun, tak disarankan untuk mengonsumsi obat sakit kepala dalam waktu lama.
Rocksy mengaku banyak pasien yang mendatanginya justru memiliki masalah lain di luar nyeri di bagian kepala. Beberapa di antaranya baru menyadari bahwa konsumsi obat sakit kepala sangat berbahaya karena merelakan tak berfungsinya organ ginjal.
"Minum bertahun-tahun obat sakit kepala lebih bahaya. Banyak pasien yang akhirnya ginjal atau lambungnya rusak," ujarnya dalam jumpa pers di Midtown Bistro, Selasa (8/9/2015).
Dia menilai penting untuk selalu waspada dengan obat yang dikonsumsi. Dia juga menyarankan agar pasien tak tertuju hanya pada rasa nyerinya. Melainkan kepada penyebab rasa nyerinya. Dengan demikian, bila satu strip obat sakit kepala masih belum bisa meredakan nyeri, jangan coba untuk membuka kemasan lainnya.
"Kalau satu strip habis, jangan beli strip kedua kalau masih nyeri," katanya.
Obat jenis analgesik atau pereda nyeri memang tidak dianjurkan bila dikonsumsi dalam waktu lama. Sekretaris I Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif (Perdatin) Dwi Pantja Wibowo mengatakan beberapa pasien justru merasa kesempatan berikutnya saat mengonsumsi obat membuatnya harus menelan lebih banyak obat.
Hal ini, katanya, bukan karena sifat penyakit yang menjadi kebal. Melainkan, sugesti yang mendorong terjadinya kecanduan secara psikis.
"Lebih ke sugesti. Kalau terus0menerus. Kadang, efek sebaliknya dalam penggunaan terlalu lama," katanya.
Kecanduan secara psikis, katanya, berasal dari pikiran yang membuat kenyataan seolah-olah dosis obat yang diminum harus semakin tinggi. Padahal, nyeri di bagian kepala termasuk nyeri yang paling banyak dikeluhkan pasien di samping nyeri otot dan tulang (muskuloskeletal). Dengan demikian, perlu respons secara cepat terkait rasa nyeri yang timbul.
"Nyeri yang paling banyak itu di kepala selain muskuloskeletal," katanya.