Merajut/guardian
Fashion

Ketika Anak Muda Doyan Merajut

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 16 Januari 2016 - 12:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Merajut identik dengan aktivitas yang dilakukan oleh lanjut usia untuk menghabiskan waktu senggang. Namun, belakangan ini merajut telah menjadi hobi yang digemari oleh generasi muda.

Seiring dengan semakin maraknya hobi merajut di kalangan anak muda, perkembangan komunitasnya pun turut bertumbuh bak cendawan pada musim hujan. Salah satu komunitas merajut terbesar di Indonesia ada di Kota Kembang, yaitu Komunitas Merajut Bandung.

Berawal dari kopi darat rutin setiap sebulan sekali, komunitas tersebut kini berkembang menjadi perkumpulan pehobi yang dapat dijadikan sarana menadapatkan penghasilan tambahan.

Lalu, seperti apa saja kegiatan di dalam komunitas tersebut? Berikut penjelasan humas Komunitas Merajut Bandung Helena Virgayanti:

Bagaimana awal mula terbentuknya komunitas merajut ini?

Pada awalnya perkumpulan penggemar merajut di Bandung ada beberapa, yang terdiri dari sekumpulan kecil orang-orang yang hobi merajut. Mereka sering kumpul-kumpul, hingga pada akhirnya membentuk sebuah komunitas resmi.

Bagaimana kegiatan yang identik dengan nenek-nenek ini bisa sampaiboomingdi kalangan anak muda?

Kami sering mempromosikan kegiatan merajut, terutama di media sosial [medsos]. Tujuannya adalah untuk menjaring peminat dari golongan anak muda. Ternyata, di Bandung sendiri banyak perajut yang masih muda-muda.

Namun, keberadaan mereka terpencar. Jadi sesekali mereka membikin acara kopi darat [kopdar], sampai akhirnya terbentuk komunitas. Siapapun [yang ikut kopdar] kalau ingin bergabung, silakan.

Biasanya perajut-perajut muda itu merajut bersama sambil mengenalkan hobi ini kepada masyarakat umum. Setahun sekali, biasanya kami menggelar kegiatan merajut bersama di taman.

Sejak kapan merajut di kalangan pemuda ini menjadi tren? Apa faktor yang memengaruhi?

Kira-kira mulai booming pada 2011, bersamaan dengan semakin banyaknya komunitas merajut.

Komunitas Merajut Bandung pun semakin berkembang karena anggota yang tergabung tidak hanya berasal dari Bandung saja, tapi ada juga dari daerah-daerah seperti Cibiru. Anggota yang dari daerah itu lalu mengenalkan hobi merajut di lingkungan sekitarnya.

Akhirnya, daerah tersebut memiliki komunitasnya sendiri. Begitu seterusnya, sampai perkumpulan hobi merajut ini menjadi cukup banyak. Namun, induk komunitasnya ada di Bandung.

Sebenarnya, apa manfaat dari hobi merajut?

Hobi ini sangat adiktif. Sekali orang mencoba, pasti ketagihan.

Saya sendiri kebetulan mengajar ekstrakulikuler di sebuah SMP. Dari sana, saya menemukan bahwa ternyata banyak anak zaman sekarang yang bermasalah dengan kemampuan motoriknya. Penyebabnya mungkin karena terlalu sering bermaingadget.

Akhirnya, syaraf motoriknya jadi kurang terlatih.Nah,hobi merajut ini sangat ampuh untuk melatih motorik seseorang. Selain itu juga bisa melatih otak, karena untuk merajut dibutuhkan konsentrasi dan fokus, tidak bisa dilakukan sambil melamun.

Untuk merajut pun dibutuhkan perhitungan yang akurat, tidak bisa sembarangan. Jadi, secara tidak langsung otak akan terlatih untuk berhitung. Ini sekaligus menjadi latihan mengasah otak, meningkatkan kemampuan motorik, dan tentu saja untuk meredakan stress.

Apa saja kegiatan rutin komunitas ini?

Pada 2011 kami sudah menggelar Festival Rajut Indonesia untuk tingkat nasional, lalu pada 2012 kami mengadakan Festival Rajut Bandung.

Sebulan sekali, kami melakukan kegiatan kopdar dengan tema khusus. Bulan [Januari 2016] ini, tema kopdar kami adalah membuat dompet behel. Namun, bagi yang sekadar ingin datang dan belajar merajut juga tidak masalah.

Kami memang belum mengagendakannetworkingdengan komunitas merajut dari luar Jawa Barat. Namun, kalau adaeventbesar tertetu, biasanya kami mengundang komunitas dari kota-kota lain.

Kami juga punya ruang pamer untuk memasarkan produk anggota kami di Jalan Tendean Bandung. Di sana sekaligus dibuka toko benang, di mana beberapa komunitas seringngumpuluntuk berbagi ilmu.

Berapa anggotanya sampai saat ini?

Ada sekitar 400 orang, tapi yang aktif ikut kopdar rutin ada sekitar 40 orang. Rentang usia anggota juga bermacam-macam, mulai dari anak SD usia 8 tahun sampai nenek-nenek, baik laki-laki maupun perempuan.

Sayangnya, anggota yang laki-laki kurang aktif jika dibandingkan yang perempuan. Namun, saat ini sudah banyak juga laki-laki yang tergabung dalam komunitas merajut di daerah-daerah lain.

Apa tip untuk mulai menekuni hobi merajut ini?

Pertama, harus minat dulu. Kalau sudah minat, pasti mudah. Masalah tutorial, sekarang sudah banyak di YouTube. Kalau pun tidak bisa lihat YouTube, bisa belajar langsung dengan komunitas yang ada. Kursus merajut juga sudah banyak.

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menekuni hobi ini?

Pada dasarnya merajut dibedakan menjadi dua, yaitu jaarum ataucrochetaalias merenda, dan 2 jarum atauknitting.Nah, yang disebut merajut itu sebenarnya yang mengaju pada penggunaan dua jarum. Namun, untuk lebih mudah, croche tjuga bisa.

Untuk crochet, biayanya lebih murah. Harga jarumnya hanya sekitar Rp2.000. Untuk benangnya rata-rata Rp15.000/gulung. Ada yang lebih murah dan ada juga yang mahal. Kalau benangnya impor, harganya bisa ratusan ribu per gulung.

Kalau untuk knitting, biayanya relatif lebih mahal daripadacrochet. Jarumnya sekitar Rp15.000. Kalau harga benangnyasihsama dengan crochet. Untuk mulai belajar, dengan berbekal Rp10.000 saja sebenarnya sudah bisa praktik merenda.

Apa saja produk yang dihasilkan komunitas ini?

Banyak-banyaknyasih produk fashion, seperti bolero, tunik, topi, syal, dan kaos kaki. Namun, ada juga produk perlengkapan rumah tangga, seperti taplak, gorden, karpet, selimut. Ada juga produk amigurumi alias boneka rajut.

Berapa kisaran harganya dan bagaimana pemasarannya?

Tergantung benangnya. Kalau untuk produk fesyen rata-rata di atas Rp200.000. Rata-rata sebuah rompi menghabiskan 4 gulung benang, dengan lama pengerjaan 3 hari1 pekan, dengan biaya sekitar Rp300.000. Kalau pakai benang impor, pasti lebih mahal lagi.

Kalau untuk perlengkapan rumah lebih mahal. Taplak ukuran 1,5 meter, misalnya, dijual dengan harga Rp2 juta ke atas.

Pemasarannya sendiri, biasanya kami ikut festival. Namun, banyak juga anggota yang secara mandiri aktif mengikuti pameran-pameran. Selain sebagai hobi, biasanya mereka menjadikan merajut sebagai sumber penghasilan tambahan.

Bahkan, ada yang sampai punya fanpage di Facebook. Ada juga yang pemasarannya difasilitasi komunitas, ada yang karena undangan pameran seperti dari Dekranasda Jabar, dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro