Kabar24.com, JAKARTA - Data World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan angka prevalensi alergi mencapai 30%-40% dari total populasi dunia. Angka kejadian penyakit dan risiko alergi meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, risiko alergi dapat dicegah dengan memberikan ASI Eksklusif.
Konsultan Alergi-Imunologi Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Zakiudin Munasir, menuturkan beberapa faktor dapat meningkatan risiko alergi pada anak seperti, riwayat alergi pada keluarga, kelahiran caesar, dan polusi yang termasuk polusi udara dan asap rokok.
Namun, orangtua juga dapat melakukan pencegahan resiko alergi pada anak. Zakiudin menjelaskan langkah yang dapat dilakukan yakni menghindari asap rokok selama hamil dan memberikan ASI Eksklusif kepada bayi.
Alergi makanan merupakan masalah alergi yang paling sering dialami oleh anak. Sekitar 20% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi terhadap makanan yang diberikan. Allergy & Asthma Foundation of America menyebutkan alergi susu merupakan alergi makanan paling banyak terjadi pada anak-anak. Zakiudin menjelaskan satu dari 25 anak di Indonesia menderita alergi protein susu sapi.
Dalam bukunya Mengenal Alergi pada Anak, di halaman 32, Zakiudin mencatat sekitar 4% adalah pasien alergi terhadap susu sapi. Angka ini diperoleh dari hasil uji kulit terhadap pasien asma alergik yang dilakukan di Poliklinik Alergi Imunologo Departemen Ikmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.
"Selain disebabkan pola hidup masyarakat yang berubah menghasilkan lingkungan yang rentan menimbulkan penyakit alergi, juga masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang alergi, seperti bagaimana mengenali faktor risiko maupun kesalahan dalam menangani alergi anak," terangnya.