Bisnis.com, JAKARTA - Institut Prancis di Indonesia (IFI) membuka rangkaian Printemps Français 2016 di Jogja National Museum Yogyakarta pada Kamis (28/4/2016) dengan menggelar pertunjukan L’Oiseau (Sang Burung), persembahan tim wayang Prancis Les Rémouleurs dan tim seni Indonesia.
Direktur IFI sekaligus Direktur Festival Printemps Francais, Marc Piton mengatakan tahun ini Yogyakarta dipilih sebagai kota pembuka festival karena Les Rémouleurs bersama seniman Indonesia melakukan residensi di kota tersebut.
“Printemps Français selalu mendorong kolaborasi seni Indonesia-Prancis dan tahun ini ditandai dengan kolaborasi antara kelompok teater Prancis, Les Rémouleurs dengan seniman Indonesia dalam proyek pementasan The Bird. Di tahun mendatang bisa jadi festival ini akan dibuka di kota-kota lain di Indonesia,” ungkapnya dalam siaran pers, Kamis (28/4/2016).
Dia menambahkan pertunjukan ini juga menjadi pembuka festival di Jakarta pada 30 April di Plaza Senayan Jakarta (gratis) dan turut tampil di Surabaya (4 Mei), Bandung (7 Mei) dan Bali (10 Mei).
Dalam proyek ‘Sang Burung’, Les Rémouleurs yang beranggotakan Gallia Vallet, Olivier Vallet dan Anne Bitran berkolaborasi dengan seniman Indonesia yaitu Bob dari komunitas Marjinal Kolektif (Jakarta), Heri Dono, Rangga Jadoel dan Sugeng Utomo (Yogyakarta), Gepeng Dewantoro dan Wayang Motekar (Bandung).
Pertunjukan wayang layang tersebut diiringi musik etnis kontemporer dari Senyawa (Rully Shabara dan Wukir Suryadi); band asal Yogyakarta yang pernah tampil di Melbourne International Jazz Festival 2011. Sebelumnya, Les Remouleurs bersama tim seni Indonesia melakukan program kerja bareng (residensi) di Yogyakarta bersama IFI Yogyakarta pada 3-15 Maret 2016.
Direktur Artistik Les Rémouleurs Anne Bitran menjelaskan sejak Oktober, pihaknya telah bertemu banyak seniman antara lain Komunitas Marjinal dan Wayang Motekar dan beruntung bisa bekerja sama dengan seniman hebat Indonesia seperti Heri Dono, Bob dan Gepeng yang membuat sketsa bersama Gallia, untuk diproyeksikan ke wayang layang.
Sementara Wayang Motekar bersama Olivier Vallet dan seniman lain akan membantu sisi teknis dan produksi di lapangan.
Pertunjukan ini, ujarnya, istimewa karena musik yang khusus diciptakan grup musik Senyawa untuk mengiringi 'Sang Burung' terbang di angkasa.
”Unsur lain yang tak boleh dilupakan dari 'Sang Burung' adalah musik. Kami beruntung bisa bekerja sama dengan Senyawa, musisi handal dengan sentuhan anggun di tiap instrumen yang mereka mainkan,” bebernya.