Pedagang memperlihatkan rokok elektronik (e-cigarette), di Palembang, Kamis (21/5/2015)./Antara-Nova Wahyudi
Health

Penggunaan Rokok Elektronik di Amerika Menurun. Ini Sebabnya

Juli Etha Ramaida Manalu
Selasa, 24 Mei 2016 - 14:15
Bagikan

Bisnis.com, NEW YORK - Pengguna rokok elektronik di Amerika Serikat menurun seiring dsemakin banyaknya penduduk yang mempertanyakan faktor kesehatan atas penggunaan alat tersebut.

Sekitar 10% dari 9.766 orang dewasa dilibatkan dalam sebuah survei pada 19 April hingga 16 Mei dilaporkan menggunakan alat tersebut. Jumlah ini sama dengan hasil polling yang diadakan Reuters pada Mei 2015.

Namun, tahun ini, jumlah peserta survei yang menyatakan efek negatif penggunaan rokok elektronik ini semakin bertambah. Sebanyak 47% responden mengatakan rokok elektronik tidaklah lebih sehat dari rokok konvensional. Sementara tahun lalu hanya 38% responden yang beranggapan demikian.

Sebanyak 43% responden mengatakan mereka tidak percaya bahwa rokok elektronik bisa membantu menghentikan kebiasaan merokok dan pada 2015 hanya 39% yang memiliki pemikiran yang sama.

Kebanyakan responden (66%) mengatakan bahwa menggunakan rokok elektronik juga bisa menimbulkan ketergantungan dan hanya 61% responden yang berpikir demikian pada 2015.

Sementara itu 49% responden berpendapat bahwa menggunakan rokok elektronik bisa menimbulkan dampak  yang  juga timbul pada perokok pasif.

Semakin tingginya keprihatinan atas penggunaan alat ini berimbas pada penjualannya, khususnya penjualan oleh perusahaan rokok elektronik kecil.

Banyak merek rokok elektronik kehilangan pangsa pasar yang diambil oleh perusahaan tembakau seperti Altria dan Reynolds American Inc.

Beberapa produsen rokok elektronik juga tidak berharap untuk bisa bertahan di pasar setelah adanya peraturan baru di AS mengenai rokok elektronik.

 “Dalam konteks tertentu, menurunnya permintaan rokok elektronik sebenarnya berdampak positif bagi Altria dan Reynolds America,” ujar Analis Morning Star Adam Fleck seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/5/2016).

Sementara itu, Sharra Moris, 42, seorang konselor kejiwaan di Moore, Oklahoma, mulai menggunakan rokok elektronik pada Pebruari kendati tetap merasa was-was. Dia mencoba hal ini agar bisa keluar dari kebiasaan mengisap rokok konvensional.

 “Pertanyaannya adalah: apakah ini aman? Apa yang akan terjadi dalam 20 tahun ke depan?” katanya.

Penggunaan rokok elektronik sendiri meningkat tajam dalam satu dekade terakhir.

Berdasarkan Wells Fargo Securities, penjualan di Amerika sendiri diprediksi mencapai US$4.1 miliar pada 2016.

Namun penjualan pada kuartal pertama 2016 terlihat turun sebesar 6%.

Sementara itu, para pakar kesehatan masih memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai perangkat ini.

Beberapa ahli fokus mengenai sedikitnya informasi yang diketahui soal risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan rokok elektronik.

Mereka secara khusus juga khawatir atas melonjaknnya pengguna rokok elektronik usia remaja.

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro