Bisnis.com, JAKARTA - Penulis Bernard Batubara kembali meluncurkan buku kumpulan cerpen terbarunya, Metafora Pama, di Gramedia Central Park, Jakarta, Minggu (31/7/2016).
Buku barunya ini mengangkat tema konflik lokal, yang dituturkan lewat kisah-kisah kelam yang timbul akibat pergesekan antar kepentingan di masyarakat.
Bara mengatakan lahirnya gagasan buku ini muncul ketika dirinya menggali memori masa kecil, yakni saat masih hidup dan tinggal di desa. Ternyata, kata dia, salah satu ingatan yang paling kuat adalah pengalaman menyaksikan ketegangan suasan perang.
"Sebagian besar cerita dalam Metafora Padma mengambil tema yang berbeda dari karya-karya saya sebelumnya. Sebab, ini berlatar belakang konflik antar etnis tahun 1997 di Kalimantan Barat," kata dia.
Editor Senior Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama, Siska Yuanita, mengatakan Bara benar-benar merambah keluar dari zona nyaman melalui karya barunya. "Dia menantang dirinya sendiri untuk memilih topik yang selama ini dihindarinya," tutur editor Metafora Padma ini.
Bernard Batubara memulai karier kepenulisannya sejak 2007. Buku-buku yang telah terbit sebelumnya yakni, Angsa Ketapang (2010), Radio Galau FM (2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta (2013), Surat untuk Ruth (2013), Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu (2015).
Metafora Padma menjadi buku yang kesembilan.