Bisnis.com, JAKARTA- Ramai-ramai membangun rumah dengan beragam gaya dari mewah hingga minimalis, ada baiknya Anda tidak melupakan konsep desain rumah tropis. Selain menyesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia, rumah berdesain ini diyakini memiliki memiliki berbagai keuntungan bagi pemiliknya.
Seperti apa seluk beluk rumah tropis itu? Arsitek Ren Katili menjelaskan rumah tropis adalah rumah yang memiliki kemampuan beradaptasi baik dengan kondisi iklim tropis. Konsepnya sederhana, rumah tersebut harus dapat merespon lima elemen iklim tropis yaitu mereduksi radiasi matahari yang tinggi, mencegah tingginya suhu rumah, mencegah terjadinya kelembapan tinggi di dalam rumah, melindungi dari curah hujan tinggi, dan mampu mengalirkan udara dari luar ke dalam dan sebaliknya.
Apabila kelima elemen itu menjadi prioritas, maka bentuk desain rumah akan mengikuti konsep itu. Misalnya bagaimana menghindari air hujan yang kemungkinan akan masuk kedalam rumah, dengan memberikan kanopi di bagian depan bukaan pada jendela dan pintu, atau bagaimana menghindari terjadinya kelembapan dalam rumah yaitu dengan menempatkan area basah tepat di sisi timur dan barat.
"Pada prinsipnya rumah ini merupakan rumah ramah lingkungan karena memanfaatkan segala macam kelebihan dan kekurangan yang alam berikan kepadanya. Terutama pada hal yang paling dasa yaitu iklim," ujar pemilik Studio ArsitektropiS ini, Selasa (30/8/2016).
Mari bicara keuntungan rumah tropis, Ren menyebut rumah ini sangat minim penggunaan listrik lantaran pengondisian udara menggunakan penghawaan dan pencahayaan alami secara maksimal pada siang dan malam hari. Alhasil dengan kondisi itu rumah tidak perlu banyak menggunakan lampu. Pastinya, rumah juga sehat untuk penghuninya.
"Air hujan yang jatuh ke halaman dapat diserap ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi banjir," ujarnya.
Soal anggapan rumah tropis material-materialnya harus berasal dari alam, Ren menilai tidak selalu semuanya dari alam. Selain semakin sulit didapat, sekalipun ada sumber material alam tersebut jauh dari lokasi rumah yang hendak dibangun. Karena itu material-material alam ini dapat diganti dengan material fabrikasi di pasaran. Hanya, perlu dipertimbangkan material-material itu mampu mengakomodasi kepentingan konsep dasar tropis.
"Misalnya atap yang mampu memantulkan panas dibanding menyerap panas, atap dan dinding yang tahan terhadap air hujan," imbuh Ren.
Ren menuturkan rumah tropis mesti memiliki teras yang luas. Fungsi teras yang cukup lebar pada rumah ini di bagian dan belakang memerikan manfaat sebagai area transisi. Area tersebut bisa menjadi tempat mendinginkan udara panas sebelum masuk ke dalam rumah. Selasar lebar ini pun dapat menghalau sinar matahari yang masuk sehingga temperatur ruangan lebih rendah.
Kemudian supaya efektif, Ren menyarankan kepada pemilik rumah agar tahu di mana rumah akan dibangun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui orientasi bangunan, apakah menghadap ke timur, barat, selatan, dan utara. Sebab orientasi tersebut berkaitan dengan luas jendela yang akan dibuat agar pencahayaan alami dapat optimal.
"Dengan mengetahui lokasi rumah terhadap arah mata angin, kita mengetahui arah angin yang melintasi bangunan. Dengan demikian bukaan -bukaan tempat mengalirnya udara pada bangunan lebih tepat dak efektif," ujarnya.
Mengenai luas jendela tergantung pada fungsi ruangan tersebut serta seberapa luas ruangan. Sebab jendela pada dapur akan berbeda luasnya dengan jendela pada kamar mandi. Namun prinsip yang harus diketahui adalah bahwa tiap ruangan mesti memiliki jendela minimal pada dua sisi dindingnya yang berfungsi sebagai saluran ke dalam dan keluar, udara mengalir dengan baik.
Soal luas bangunan, idealnya 50% untuk bangunan dan 50% untuk area terbuka. Ihwal pemanfaatan lahan yang tersedia dengan menghadirkan tanaman, Ren mengingatkan yang terpenting adalah memperhatikan sifat tanaman harus berkonsep mendukung konsep tropis. Umpamanya, letak tanaman di sisi barat untuk menghalau jatuhnya sinar matahari di sisi barat pada siang dan sore hari.
Cara ini juga memungkinkan dinding bangunan tetap dingin sehingga berdampak pada ruang di dalamnya tetap dingin. Atau dapat menggunakan pohon berbentuk melebar di bagian atas agar berfungsi memayungi bangunan untuk mereduksi panas.
Namun bila memungkinkan hindari kolam buatan. Alasannya, kolam buatan ini akan menambah kelembapan di sekitar rumah. Tanpa kolam saja kelembapan di Indonesia sendiri bisa mencapai 90%. Jika kukuh membangun kolam buatan, sebaiknya diletakkan di daerah yang berbayang supaya sinar matahari tidak langsung jatuh dan memantul ke dalam bangunan.