Ilustrasi/Imt.ie
Health

Ortu Perokok, Hati-Hati Anak Jadi Hiperaktif

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 17 Desember 2016 - 13:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ada begitu banyak alasan mengapa seseorang harus berhenti merokok. Jika alasan ekonomi dan kesehatan pribadi saja tidak cukup, pikirkan tentang alasan kebaikan untuk keluarga; terutama bagi tumbuh kembang anak.

Patut diketahui kebiasaan merokok di rumah bisa berakibat fatal bagi buah hati. Anak yang terus menerus terpapar asap rokok tembakau di rumah alias menjadi perokok pasif berpotensi tiga kali lipat mengalami gangguan attention deficit hyperactive disorder (ADHD).

Dampak negatif itu akan semakin rentan terjadi apabila anak di rumah menjadi perokok pasif selama lebih dari satu jam setiap harinya. Itulah sebabnya, para orang tua sangat disarankan untuk menegaskan peraturan ‘dilarang merokok’ di lingkungan rumah.

Berdasarkan studi kasus yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Centers for Disease Control and Prevention, dua dari lima anak menjadi perokok pasif di rumah sehari-hari. Hal itu berbanding lurus dengan potensi mereka terpapar gangguan mental seperti hiperaktif.

Studi itu dilakukan terhadap orang tua dari 2.357 anak pada rentang usia 4—12 tahun.  Para orang tua itu mengaku anak mereka kerap terpapar asap rokok akibat kebiasaan mereka mengisap tembakau di rumah.

Dari para responden tersebut, 8% di antaranya mengaku anak mereka mengalami gangguan mental. Sekitar 7% anak terpapar asap rokok selama kurang dari 1 jam per hari, dan 4,5% selama lebih dari satu jam per hari.

Setelah menganalisis kesehatan jiwa para orang tua, struktur keluarga, dan status sosioekonomi dari anak-anak tersebut, didapatkan fakta bahwa anak yang menjadi perokok pasif di rumah selama kurang dari 1 jam per hari berisiko 50% mengalami gangguan mental.

Sementara itu, anak-anak yang terpapar asap rokok selama lebih dari 1 jam setiap hari di rumah berisiko tiga kali lipat mengalami gangguan mental. Tidak hanya gangguan mental, mereka sangat rentan terjangkit ADHD.

Salah satu peneliti tersebut, Alicia Padron dari University of Miami Miller School of Medicine di Florida, menjelaskan para perokok pasif hingga saat ini para ilmuwan masih mencari tahu bagaimana bisa asap rokok memicu anak terjangkit ADHD.

Peneliti University of Texa Health Science Center di Houston Frank bandiera berpendapat kaitan antara ADHD dan perokok pasif tidak bisa didiagnosis oleh psikolog. Harus ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

“Kami tidak yakin apakah ada hubungan kausalitas antara perokok pasif dengan ADHD. Namun, yang pasti, sudah ada bukti bahwa anak pengidap ADHD cenderung berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di rumah,” ujarnya, dikutip dari Reuters.

Hal itu, lanjutnya, adalah sebuah peringatan dini bagi orang tua lain di seluruh dunia untuk menghentikan kebiasaan merokok di lingkungan rumah. Mereka juga harus menjauhkan buah hatinya dari asap rokok.

Di lain pihak, Lucy Popova dari Center for Tobacco Control Research and Education di University of California San Francisco berkata kaitan antara anak perokok pasif dengan kesehatan mental adalah penemuan baru yang harus terus dikembangkan.

“Studi ini harus terus dikembangkan dengan bukti-bukti bahwa anak yang terpapar asap rokok secara berkesinambungan akan mengalami gangguan kognitif dan perilaku. Anak harus dijauhkan dari asap rokok. Tidak ada batas toleransi sekecil apapun untuk itu,” tegasnya.

Jadi, mau sering atau jarang, para orang tua jangan sampai hati membiarkan buah hatinya terpapar asap rokok. Solusi yang terbaik adalah dengan menghentikan kebiasaan itu. Biarkan anak-anak menikmati masa kecilnya dengan lebih sehat dan berkualitas.

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro