Kabar24,JAKARTA - Tahukah Anda, kegiatan merokok yang dilakukan di rumah bisa menjadi sumber penyakit kronis bagi keluarga?
Sebagian orang mungkin mengira dengan merokok dalam jarak yang jauh dari anak atau anggota keluarga lain di rumah bisa menghindarkan mereka dari bahaya yang mungkin diderita perokok pasif yang terkena langsung asap rokok. Namun, meskipun seorang anak, atau keluarga dari perokok, tidak terpapar langsung dengan asap rokok dari perokok aktif, mereka tetap bisa terjangkit penyakit saluran pernafasan atau bahkan penyakit yang lebih ganas.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Menurut Agus Dwi Susanto, dokter sekaligus Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan dari RSUP Persahabatan, ketika seseorang merokok, nikotin yang keluar dari rokok bersama asap yang dihembuskan bisa menempel pada baju, gorden, dinding dan karpet, serta sofa yang ada di rumah.
Nah, jika nikotin sudah mengenai dinding, gorden, karpet, juga sofa, maka zat tersebut bisa menempel untuk waktu yang cukup lama, khususnya pada sofa dan karpet yang lebih jarang dicuci. Oleh karena itu, keluarga dari seorang perokok kemudian akan menghirup nikotin yang menempel tersebut dan hal ini tentunya berisiko. Proses menghirup residu nikotin yang menempel pada benda-benda tersebut disebut sebagai third-hand smoke. Orang-orang yang melakukan hal ini, bahkan tidak terkena asap rokok secarang langsung ketika orang lain merokok, tetapi bahaya yang mengintai tidak lebih rendah dibanding perokok aktif.
“Membersihkan nikotin itu susah loh, apalagi kalau menempel di tembok, susah itu. Saya pernah lihat yang nempel di tembok, mesti dibersihkan benar, dicat lagi. Ini kan susah, kalau di gorden bisa dicopot, lah kalau sofa? Sofanya mau diapain, masa' mau setiap bulan dibersihkan? Dicuci pun harus dengan tehnik khusus. Makanya, dari pada begitu, mending jangan merokok, third-hand smoke susah menghilangkannya “ jelas Agus, Jumat (27/1/2017)
Adapun sejumlah penyakit yang muncul akibat third-hand smoke antara lain kasus pernafasan ringan, infeksi saluran pernafasan akut, dan adapula potensi terpapar zat karsinogen yang juga ada dalam residu asap rokok yang menempel pada benda-benda di rumah. Seperti diketahui, karsinogen adalah zat atau bahan yang menginduksi terjadinya kanker.
Selain itu, menurut Agus, anak dengan keluarga perokok ditemukan memiliki kandungan nikotin lima kali lebih banyak pada urin dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki seorangpun perokok di keluarganya. Untuk itu, Agus mengimbau agar para perokok, khususnya orang tua untuk berhenti merokok.
“Jadi, mesti diperhatikan isu terbaru, selain second hand [merokok secara pasif atau yang terkena langsung paparan asap rokok orang lain] ada pula third-hand smoke,” tegasnya.