Bisnis.com, JAKARTA--Apakah Anda termasuk orang tua yang pernah mengalami pengalaman buruk saat dididik oleh orang tua Anda? Perhatikan tiga hal ini agar Anda bisa keluar dari masa lalu kelam Anda.
Psikolog Selaras Persona Indonesia Veronica Kristiyani mengatakan banyak kasus orang tua yang bermasalah dengan anak akibat pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan.
Parahnya, hal ini lantas memengaruhi pola asuhnya terhadap anak di masa dewasa. Hal ini disebutnya sebagai akibat dari sikap tidak mau menerima sehingga munculah rasa derita.
Beberapa hal yang perlu direnungkan orang tua untuk mengukur pemahaman dan rasa cintanya terhadap diri sendiri di antaranya menyadari kata-kata yang sering kita ucapkan pada diri kita sendiri.
Apakah Anda lebih sering mengucapkan kata-kata yang pesimistis atau optimistis. Biasakan mengucapkan kata-kata yang memberdayakan. Salah satunya dengan bersyukur bahwa Anda telah bisa menghadapi hari ini dengan baik.
“Kuncinya adalah mencintai dan menerima diri. Jangan membuat sesuatu yang membuat anak tidak nyaman,” tuturnya.
Baca Juga Ini Proyeksi Rupiah Pekan Depan |
---|
Kedua, mengelola emosi yang dirasakan. Caranya dengan memberi jeda ketika sudah mencapai titik maksimal untuk bisa menenangkan diri.
Emosi yang meluap-luap hanya akan menekan anak. Ketiga, dengarkan kebutuhan diri sendiri. Dengan memenuhinya, Anda akan terpacu untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang anak dari Anda.
Dengan memahami diri sendiri dan mencintai diri, orang tua akan lebih mencintai anak. Setiap orang tua perlu merenungkan setiap perilakunya terhadap anak bertujuan dapat menciptakan koneksi dengan anak, bukan membuat permusuhan.
Kanak-kanak di dalam tubuh dewasa kita memerlukan rasa cinta dan penerimaan. Sama halnya ketika anak rewel yang sebenarnya mereka membutuhkan rasa cinta dan perhatian.
Penyelesaian masalah ini ditujukan agar lebih mencintai diri sendiri. Sadari kapasitas yang kita miliki saat ini jauh lebih baik dari saat kita kecil dulu. Kita harus mengakui, menerima, dan mengambil tanggung jawab untuk diri kita masa kini.