Iswadi Pratama/Facebook
Show

Sejarah Panjang Mataram di Lakon Amangkurat, Amangkurat

Ramdha Mawaddha
Sabtu, 29 Juli 2017 - 01:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Berangkat dari bahan sejarah dari buku Babad Tanah Jawi tentang di zaman Mataram, Komunitas Salihara mempersembahkan lakon Amangkurat, Amangkurat yang dipentaskan pada Jumat (28/7/2017).

Lakon yang ditulis oleh penyair dan juga esais Goenawan Mohamad ini menjadi suguhan menarik bagi publik Ibu Kota di akhir pekan. Terlihat, sejak pukul 19.00 penonton dari usia remaja hingga orang tua memadati area Teater Salihara.

Iswadi Pratama sebagai sutradara, mempersembahkan pertunjukan istimewa dengan Slamet Rahardjo Djarot sebagai pemeran utama. Selama 90 menit, dengan tata panggung yang membawa penonton seolah berada di pinggir hutan, lakon ini dibuka dengan adegan Slamet Rahardjo yang tak diragukan lagi kualitasnya.

Menggunakan alur bolak-balik, kisah Mataram masa depan dan masa lalu ini ditampilkan di panggung dengan sangat apik oleh tim produksi. Terlihat persiapan yang begitu matang, baik dari segi musik, pemain, tata artistik, hingga tata busana yang sangat menawan.

Mataram kala itu yang diwarnai perang memang tidak begitu tampak selama pertunjukan. Namun, kehadiran prajurit dan adegan aksi yang ditampilkan dalam beberapa set, membuat suasana perang tersebut tampak nyata dan dapat dirasakan penonton.

Diakhiri dengan adegan meninggalnya Amangkurat, lakon ini langsung mendapat sambutan tepuk tangan dari seluruh penonton yang nyaris memenuhi ruang teater.

Iswadi mengatakan meski pernah berkolaborasi dengan Goenawan Mohamad, kali ini naskah yang dipertontonkan cukup kompleks, karena bercerita tentang sejarah. Namun bedanya, lakon ini tak ingin mendeskripsikan dan menceritakannya secara kronologis dan hanya memberikan refleksi-refleksi.

Karena itu, yang menjadi menantang bagi Iswadi yang tak lain adalah Sutradara Teater Satu Lampung ini adalah bagaimana sebuah bentang waktu sejarah yang panjang itu dipadatkan hanya dalam percakapan yang ringkas tentang Mataram.

Padahal, tambahnya, dan di balik cerita ini ada sejarah panjang dan besar, sementara selama pertunjukan hanya menampilkan impresi-impresi.

“Sedapat mungkin dengan informasi yang minimal ini penonton bisa menangkapnya,” kata Iswadi yang juga salah satu penyair Lampung ini selepas pementasan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro