Bisnis.com, JAKARTA – Reyog Jazz Ponorogo 2017 tak lama lagi dihelat pada 20 – 22 Oktober mendatang di Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur. Sejumlah musisi Tanah Air dan mancanegara dijadwalkan bakal mengisi festival jazz perdana di Kota Reog itu. Salah satunya Tompi.
Musisi asal Aceh itu diagendakan bakal manggung bersama Nita Aartsen Quintet yang terdiri dari Gustu Brahmanta (drums), Doddy Sambodo (bass), Afan Latanette (perkusi), dan seorang trumpeter asal Prancis, Jean-Sebastien.
Sebagai bintang utama dari festival ini adalah Bintang Indrianto – Festival yang merupakan kelompok di bawah pimpinan Bintang Indrianto dengan anggotanya Denny Chasmala, M. Iqbal, Ronald Lisan, Sofie, Madun, dan Eugen Bounty. Mereka dijadwalkan akan berkolaborasi dengan penari dan pemusik Reyog Ponorogo.
Festival perdana ini juga menghadirkan musisi Ravish Monin (percussionist/electronic) dan Richard Keyser (trombone/synth) yang tergabung dalam Electronic Duo: Tarana yang berasal dari New York Amerika Serikat.
Selain itu sebuah proyek kolaborasi antara Ponorogo-Kuala Lumpur-Jakarta dan Samarinda akan menampilkan penyanyi Diana Liu (Malaysia), Udin Jazz Peacocks feat Adi Darmawan dan Tiwi Shakuhachi serta Syaefuddin Dimyati.
Tampil pula aransemen musik Reyog yang akan dikombinasikan oleh gitaris pentolan YK Band, Yusuf Koen dalam proyek Reyog Jazz. Rencananya jaz dan slompret akan beradu.
Tak ketinggalan tampil komunitas jaz tuan rumah dari Ponorogo, Mrs. Holdingsky & The Apprentice-Jazzthilan Community bersanding dengan komunitas dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terdiri dari Ngalam Jazz Community (Malang), Sojazz Society (Solo), Jazz Mben Senen (Yogyakarta), dan Fusion Jazz Community (Surabaya).
“Yang perlu diketahui selain kota Reyog, di Ponorogo juga banyak komunitas-komunitas musik jaz. Umumnya mereka berasal dari kampus-kampus dan masyarakat,” ujar Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Pengamat Musik Bens Leo menyambut baik digelarnya perhelatan jaz di Ponorogo. Bagi dia informasi adanya komunitas-komunitas jaz di Ponorog merupakan kabar baik. Hal itu menandakan bahwa musik cukup berkembang di kota itu.
“Ponorogo dikenal karena sajian alam, budaya, dan kulinernya. Mungkin potensi itu bisa diangkat lewat gelaran jaz salah satunya,” ujar Bens.