Bisnis.com, JAKARTA-- Celana denim telah lama menjadi idola banyak orang karena nyaman dan berdaya tahan tinggi. Celana ini pun memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda, mulai dari model potongan, ketebalan bahan, hingga jahitan.
Bagi sebagian orang, memiliki celana denim bukan sekadar memenuhi kebutuhan. Lebih dari itu, tak jarang orang begitu memperhatikan kualitas dan mutu celana meski harus membayar mahal.
Sejalan dengan kebutuhan tersebut, beragam merek fesyen dan bahkan pengusaha lokal pun berlomba merespons tren ini. Mengedepankan kualitas dan mutu, lahirlah sebuah celana demin yang disebut premium.
Menurut Pengamat Fesyen Ferdy Thaeras, kemunculan denim premium sebenarnya sudah terlihat sejak akhir tahun 1990-an. Salah satunya adalah desainer Tom Ford sudah mulai meluncurkan koleksi denim yang berkualitas tinggi.
Baru memasuki tahun 2000, merek-merek denim premium seperti Acne Jeans, Ed Hardy, Nudie Jeans hingga Paper Jeans mulai menjamur dan sudah memasuki Jakarta lewat butik-butik multi-brands.
"Denim premium saat ini sebenarnya lebih kepada pengembangan yang dilakukan para entrepreneur muda yang mulai fokus bergerak di bisnis fesyen, khususnya denim," kata Ferdy
Dengan melihat adanya gerakan denim yang lebih komprehensif di dunia internasional, maka variasi proses pengerjaan denim pun semakin mudah untuk direalisasikan. Seperti denim dengan teknologi laser, sustainable fabric, hingga proses washing yang go-green atau ramah lingkungan.
Hal tersebut sejalan dengan tumbuh kembang merek denim lokal yang mengalami perkembangan cukup signifikan dengan banyaknya entrepreneur muda yang fokus di sektor ini.
Mengenai keberhasilan merek lokal, menurut Ferdy para produsen denim harus jeli melihat kebutuhan dan kondisi pasar mode saat ini. Sejauh mana minat beli masyarakat, harus disesuaikan dengan kualitas produk yang diciptakan.
Jika ingin meningkatkan kualitas produk lokal, menurut Ferdy, produsen cukup melihat secara langsung di pasar kompetisi yang mereka hadapi dengan merek internasional, seperti kenyamanan bahan yang digunakan hingga teknologi yang diterapkan untuk membuat sebuah produk memiliki nilai lebih dari barang impor.
"Kualitas brand lokal tentu bisa bersaing dengan produk internasional selama harga berjalan sejajar dengan kualitas produk," katanya.
Taknya itu, branding pun juga menjadi faktor krusial menurut Ferdy untuk membuat sebuah produk semakin diminati masyarakat.
"Ada banyak kasus merek fesyen menjadi populer bukan karena kualitas namun faktor viral karena sering dipercaya selebriti hingga figur publik, begitu pula sebaliknya," katanya.
Sejak kemunculannya di awal tahun 2000, Ferdy memprediksikan denim premium akan terus berkembang. "Karena pada dasarnya, denim merupakan salah satu produk pakaian yang bisa digunakan sehari-hari," ujarnya.