Bisnis.com, JAKARTA - Memilih furnitur tidak sekadar bagus atau tidak bagus tetapi konsumen harus mengerti karakteristik furnitur yang hendak dibelinya. Membeli furnitur bukan perkara gampang. Ketika tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak bisa langsung ditukar.
Ada dua hal yang perlu Anda ketahui terkait dengan hal tersebut, yaitu loose furniture dan built in furniture.
Dua tipe furnitur ini layak diketahui supaya Anda tidak salah dalam menghadirkan furnitur ke dalam hunian. Dengan demikian, rumah Anda akan terasa lebih luas dan enak dipandang mata.
Lalu apa loose furniture dan built in furniture ?
Arsitek Denny Setiawan menjelaskan loose furniture adalah jenis perabotan yang dapat dipindah-pindah, seperti sofa, bangku, meja, dan lainnya. Kebalikan dari loose furniture, built in furniture merupakan perabotan yang dibuat permanen dalam satu tempat. Ciri-cirinya tidak bisa digeser dan menempel di dinding seperti lemari, kitchen set, brangkas, dan lainnya.
“[Built in furniture] biasa didesain seolah-olah menyatu dengan dinding,” ujarnya, Jumat (2/2/2018).
Denny menuturkan loose furnitur dan built in furniture memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan loose furniture, penghuni bisa membeli furnitur di toko-toko perabotan. Namun, kelemahannya perabotan jenis ini ukurannya tidak bisa disesuaikan dengan keadaan ruang.
Sedangkan kelebihan built in furniture adalah penghuni dapat mendesainnya sesuai dengan kebutuhan ruang. Lantaran bersifat costume, biaya yang dikeluarkan untuk furnitur ini menjadi lebih besar. Sebab, membutuhkan tenaga ahli untuk merancang furniture jenis tersebut. Denny mengatakan, built in furniture membuat rumah menjadi lebih rapi.
“Namun idealnya di dalam hunian ada loose furniture dan built in furniture,” tuturnya.
Dengan kata lain, untuk menata furnitur di dalam rumah maka kedua jenis perabotan ini wajib hadir. Lewat built in furniture, ruang yang tersedia akan lebih banyak dan rapi. Adapun loose furniture membuat karakter rumah lebih muncul.
Untuk pemasangannya, Denny mengatakan, baik loose furniture maupun built in furniture disesuaikan dengan konsep rumah. Bila rumah modern maka sebaik mungkin perabotan yang dihadirkan menampilkan bentuk-bentuk kotak. Sedangkan untuk rumah bergaya klasik maka bisa mengisinya dengan furniture dengan ornamen-ornamen.
“Pastinya orang memiliki konsep rumah yang diusung tinggal disesuaikan saja karakternya,” ujarnya.
Ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih furnitur. Denny mengatakan, built furniture cocok bagi penghuni yang berkeinginan membangun rumah. Dengan demikian penghuni bisa menyesuaikan rancangan perabotan dengan ruang.
Terkait penerapannya, Denny biasa membobol dinding beberapa centimeter ke dalam untuk meletakan lemari. Dengan cara ini, furnitur akan lebih menyatu dengan dinding.
Sedangkan untuk rumah yang sudah terbangun agak sukar untuk menghadirkan built in furniture karena harus membongkar terlebih dahulu agar sesuai. Bila sudah seperti itu, tentu ongkos yang dikeluarkan lebih banyak. Oleh sebab itu, untuk rumah yang sudah jadi maka loose furniture adalah solusinya.
“Kalau rumah jadi memang susah mencari furnitur yang pas. Mau tak mau kita membelinya loose furniture,” ujarnya.