Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia menilai pengobatan dan perawatan pasien kanker anak di Indonesia masih sangat sulit dilakukan karena minimnya jumlah dokter dan rumah sakit.
Ira Soelistyo, Ketua Yayasan Kasih anak Kanker Indonesia (YKAKI) mengatakan Indonesia membutuhkan penambahan jumlah dokter dan rumah sakit yang mampu menangani penyakit kanker pada anak.
"Kanker pada anak, dokternya sangat terbatas, untuk seluruh Indonesia paling banyak 79 orang. Bayangkan, dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa, dokter kanker anak hanya sebanyak jumlah itu dan umumnya berada di Pulau Jawa," paparnya saat berbicara dalam Press Briefing Hari Kanker Anak Internasional 2018 di Kementerian Kesehatan, Kamis (15/2/2018).
Selain jumlah dokter, kesulitan penanganan di Indonesia juga akibat minimnya rumah sakit yang memiliki peralatan memadai untuk menangani pasien kanker pada anak. Tidak semua rumah sakit di Indonesia mampu menangani kanker pada anak.
"Hanya sekitar 15 rumah sakit di Indonesia yang bisa menangani kanker anak," ujarnya.
Selama ini, kata dia, umumnya penanganan kasus kanker diarahkan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta sehingga RSCM selalu penuh dengan penanganan kanker. Begitu juga dengan Rumah Sakit Dharmais.
"Sudah lah dokternya terbatas, ruangannya juga terbatas karena semua ditujukan ke Jakarta. Ini kita ingin agar daerah-daerah bisa juga menanganinya."
Dari sisi penanganan dini, YKAKI sendiri selama ini telah melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit kanker pada anak bekerjasama dengan dokter dan para ahli.
Sosialisasi dan edukasi tersebut meliputi bagaimana pengobatannya dan bagaimana para orang tua mengetahui kanker. Hal itu dilakukan karena YKAKI menilai setiap elemen masyarakat tidak bisa membebani semuanya kepada Pemerintah.
"Itulah mengapa kami sebagai lembaga sosial akan selalu aktif membantu Pemerintah membantu masyarakat, termasuk yang kurang mampu, untuk berobat."
Selain melakukan sosialisasi dan edukasi, YKAKI juga telah mendirikan tempat-tempat belajar layaknya seperti sekolah, baik di rumah Singgah yang berada sekretariatnya, maupun di rumah-rumah sakit, untuk melayani pendidikan para anak yang sedang menjalani pengobatan kanker.