Bisnis.com, JAKARTA - Ibu hamil yang menderita Gagal Ginjal Kronis memiliki risiko kesehatan yang tinggi baik bagi diri sendiri maupun bayi di dalam kandungan.
Menurut dr. Aida Lydia, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri), perempuan penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan harus menjalani konsultasi pra-kehamilan.
"Perempuan penderita GGK juga harus menjalani pemeriksaan kondisi kesehatan menyeluruh dengan beberapa dokter spesialis, termasuk nefrologis, dokter kandungan dan bidan," ujarnya saat temu pers mengenai Ginjal dan Kesehatan Perempuan, di Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Memaparkan, sebelum merencanakan kehamilan, ada beberapa kondisi yang harus sangat dipertimbangkan oleh ibu hamil penderita GGK. Antara lain usia, kondisi kesehatan, tekanan darah, sejarah diabetes atau hati, juga seberapa parah kondisi ginjalnya.
Hal itu karena ibu hamil sangat rentan terkena penyakit ginjal, seperti penyempitan saluran kemih, pembengkakan ginjal, ginjal kering, infeksi ginjal hingga GGK.
Selain itu mereka juga rentan menderita komplikasi kehamilan yang disebabkan kegagalan ginjal, seperti pre-eclampsia, hipertensi dan protein dalam urin3.
Lebih jauh dia memaparkan, Gagal Ginjal Kronik kata dia adalah masalah kesehatan dunia dengan beragam hasil yang kurang baik, seperti gagal ginjal dan kematian awal.
Dan berdasarkan hasil penelitian, GGK lebih banyak diderita perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan prevalensi 14% (perempuan) dan 12% (laki-laki).
Registrasi Ginjal Indonesia 2014 mencatat dari 28.882 pasien GGK di Indonesia, sebanyak 16.108 di antaranya perempuan (55,77%) dan 12.774 lainnya adalah laki-laki (44,23%).