Bisnis.com, JAKARTA - Laser Assisted In Situ Keratomileusis, atau Lasik, merupakan salah satu teknologi bedah refraktif di bidang mata yang merupakan salah satu pembedahan paling banyak di lakukan di dunia.
Di Amerika serikat, diperkirakan hampir 1 juta pasien menjalani pembedahan refraktif kornea tiap tahun dengan 700 ribu di antaranya adalah bedah Lasik. Dari jumlah itu, sebanyak 90% pasien berhasil mencapai penajaman penglihatan 6/6 sampai 6/12 dan dapat mengerjakan aktivitas harian tanpa kacamata atau lensa kontak.
Namun menurut Kastam, Refraksionis Optisien/Marketing Manager SILC Lasik Center di Klinik Mata Cahaya Tijar, meski tindakan medis ini begitu banyak manfaat tetapi masih terdapat beberapa hambatan dalam melakukannya, terutama soal biaya.
"Karena itu kami memberikan solusi dengan metode pembayaran yang meringankan sehingga masyarakat yang mengalami refraksi mata bisa menjalani Lasik dengan harga terjangkau," kata dia, di Jakarta, Senin (30/4/2017).
Dia menuturkan, salah satu hambatan masyarakat Indonesia dalam melakukan Lasik adalah kekhawatiran biaya yang sangat mahal. Namun pihaknya memberikan solusi dengan metode pembayaran yang meringankan.
Yakni pembayaran dengan voucher Lasik yang bisa dibeli di marketplace, kartu kredit dengan cicilan 0% yang bisa sampai bertenor 3 bulan, pembayaran cicilan dengan bank swasta nasional hingga 5 tahun serta diskon biaya tindakan.
"Ini sebagai manfaat membership pasien pada berbagai merchant yang telah bekerjasama dengan SILC Lasik Center."
Dokter mata yang bekerja di SILC Center, Zoraya Ariefia Feranthy mengaku pihaknya memiliki keunggulan dalam sistem operasional. Seperti harga yang sangat terjangkau, teknologi mutakhir serta dokter dan staf medis yang kompeten dan berpengalaman.
Kemudian, prosedur Lasik diaplikasikan tanpa pisau sehingga dapat dilakukan dengan nyaman dan tidak menakutkan. Adapun metode unggulan yang dimiliki SILC Lasik Center yaitu Z-Lasik dan TransPRK-Smartsurface.